Antara Takdir, Kopi Pahit dan Kenikmatan Hidup Kita

- 14 April 2022, 04:31 WIB
Ustadz Drs. H. Moch Isnaeni, M.Pd.
Ustadz Drs. H. Moch Isnaeni, M.Pd. /dok pribadi/

Sama dengan hidup kita yang seharusnya kita nikmati, dengan menutup telingga dan mata agar terasa nikmat. Mendengarkan dan melihat orang lain yang lebih sempurna hidupnya, akan menambah kesedihan saja.

Kita seharusnya lebih suka dengan kepahitan yang nikmat, dari pada kenikmatan yang pahit.

Ketika diperjalanan ada seorang wanita yang membuat hati dan pikiran menjadi lebih positif, wanita itu adalah seorang pemulung yang membawa satu karung besar di punggungnya.

Baca Juga: 3 Suritauladan Merawat Kebersamaan Ala Rasulullah

Dengan semangat yang ia pancarkan di senyumannya pada setiap orang yang melihatnya, mungkin orang lain yang melihatnya mengganggap bahwa wanita itu hanya seorang pemulung tua yang mencoba menerima takdir.

Tapi bukan seperti itu yang sebenarnya, ia tersenyum kepada orang lain memang karena ia menikmati takdir kehidupan yang diberikan Tuhan olehnya.

Dia bersyukur dan masih bisa berkerja yang halal, meskipun menurut pandangan orang lain pekerjaannya sangat rendah penuh kekotoran dan menjijikkan. Kesabarannya akan takdir, mampu mengantarkannya pad kenikmatan hidup.

Baca Juga: Ngaji Jiwa Jawi; Eling Pepeling Filosofi Caping

Bingkai kehidupan yang wanita itu ajarkan, secara tersirat mampu membuat kita tersadar untuk selalu bersyukur dan bersabar dalam menerima balutan takdir yang akan menghampiri kita.

Lepaskan egoisme dan gengsi kita pada orang lain, agar kehidupan kita selalu berwarna tanpa meninggalkan bekas hitam yang pudar. ***

Halaman:

Editor: Kustawa Esye


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah