Sederet Karomah Mbah Moen; Hentikan Hujan sampai Mobil Tanpa BBM

- 20 April 2022, 10:25 WIB
KH Maimoen Zubair (Mbah Moen)
KH Maimoen Zubair (Mbah Moen) /Tangkapan YouTube Riyo Fulana/

KARANGANYARNEWS - KH Maimoen Zubair yang akrap disapa Mbah Moen, disebut-sebut jemaahnya diberikan karomah Allah SWT karena ketaqwaannya. 

Karomah, adalah keajaiban yang diberikan Allah Ta'ala kepada para hamba yang sangat dikasihi-Nya. Semasa hidupnya, ulama yang sangat berpengaruh di Indonesia ini, selain berjuang untuk kemajuan Islam juga memberikan kontribusi besar dalam dunia perpolitikan nasional.

Berikut 6 karomah Mbah Moen yang belum banyak diketahui publik, dari mennghentikan hujan deras sampai mengendarai mobil tanpa BBM, sebagaimana dikutip dari kanal YouTube Riyo Fulana;

Baca Juga: 6 Karomah Mbah Moen, Bertemu Nabi Khidir Sampai Terima Pesan Rasulullah

1.Menghentikan Hujan Lebat Saat Pengajian

Saat pengajian, tidak disangka turun hujan lebat. Saking derasnya para jemaah mencari posisi yang aman, agar tidak kehujanan. Di tengah kepanikan panitia dan undangan, Mbah Moen menyikapi dengan tenang sambil melantunkan doa yang diamini para jamaah, hujan pun seketika berhenti.

2.Menaiki Mobil Tanpa Bahan Bakar

Mbah Moen kerap menaiki mobil saat bepergian ke sana kemari. Ketika menuju Pasuruan, mobil yang biasa beliau mengalami kerusakan. Saat pulang, mobil itu pun dibawa ke bengkel. Diceritakan montir yang menservice mobilnya merasa heran, karena dia ketahui selang bahan bakar terlepas berarti mobil Mbah Moen melaju tanpa bahan bakar.

3.Dapat Mempersingkat Waktu Perjalanan

Saat Kiai Fadholan kuliah di Mesir, dia dimintai tolong mengantarkan Mbah Moen menuju makam Imam Syadzili yang wafat di Mesir. Kiai Fadholan bingung, karena perjalanan tersebut cukup panjang bahkan harus menginap, sedangkan waktu Mbah Moen di Mesir sangatlah singkat.

Baca Juga: Catat dan Amalkan, Wirid Tolak Miskin Ala KH Maimoen Zubair

Keyakinan dan kepercayaan Kiai Fadholan kepada Mbah Moen, Kiai Fadholan menyewa mobil untuk menemani Mbah Moen. Perjalanan darat sepanjang 400 km dengan medan jalan yang berat, normalnya ditempuh 7–9 jam namun hanya ditempuh 2,5 jam. Padahal, saat perjalanan kerap kali istirahat sholat.

4.Menyembuhkan Sakit Dengan Air Putih

Saat mengunjungi makam di Mesir, Mbah Moen bersama rombongan mampir di rumah makan sederhana. Beliau dimintai tolong untuk mendoakan air putih yang dibawa oleh seorang wanita, agar suaminya sembuh dari penyakit yang diderita.

Mbah Moen minta diantarkan menuju tempat suaminya, air tersebut dioleskan ke suami si wanita tadi dan secara ajaib suami tersebut berangsur membaik.

Baca Juga: Ngaji Jiwa Jawi; Mendedah Revolusi Mental Ala Serat Kalatida

5.Restoran Mesir Terbakar Usai Menipu Mbah Moen

Usai ziarah ke makam Imam Syadzili di Mesir, Mbah Moen menepi untuk makan di sebuah restoran seafood. Mbah Moen membayar sejumlah 300 pounds Mesir,  uang tersebut sudah lebih dari cukup untuk membayar total dari makanan yang dipesan, namun kasir menyebutkan total yang harus dibayar 750 pounds Mesir.

Langsung Kiai Fadholan menambahkan dari uangnya untuk membayar kekurangannya, Mbah Moen mengetahui kejadian tersebut. Mbah Moen terheran kenapa bisa membengkak biaya makannya, lalu berkata, "Bukan dari golongan kita, Masya Allah."

Lalu sesaat rombongan keluar dari restoran tersebut, muncul api yang membakar restoran beserta hotelnya yang tidak dapat dipadamkan.

Baca Juga: Ngaji Jiwa Jawi; Eling Pepeling Filosofi Caping

6.Amalan Pelaris Dagang Sapi

Bisnis sapi yang sedang sulit membuat para pedagang kebingungan, mengenai kehidupan ekonominya. Di tengah kebingungan, seorang juragan sapi bertemu Mbah Moen, sowan dan bercerita mengenai bisnisnya.

Ketika malam tiba, juragan tersebut hendak pamit usai bercerita, namun Mbah Moen melarang dan menyuruh agar menginap di pondoknya. Usai sowan dan menginap di pondok Mbah Moen, bisnis sapinya mulai kembali berputar, geliat jual-beli kembali berjalan dan segala kerumitan ekonominya berangsur membaik.

Wallahu a'lam bishawab, Mbah Moen ini, wafat pada 2019 dalam usia 90 tahun di tanah suci Makkah, Arab Saudi.

Baca Juga: Ngaji Jiwa Jawi; Memaknai Falsafah Filosofi Secangkir Kopi

Beliau merupakan tokoh penting dalam Nahdlatul Ulama (NU), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), juga pengasuh Pondok Pesantren Al Anwar Rembang.***

Editor: Kustawa Esye


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x