Kerusuhan Tewaskan 72 Orang, Afrika Selatan Umumkan Keadaan Darurat

- 15 Juli 2021, 09:40 WIB
Afrika Selatan Dilanda Kerusuhan dan Penajarahan, Seruan Akhiri Kemiskinan dan Ketidaksetaraan
Afrika Selatan Dilanda Kerusuhan dan Penajarahan, Seruan Akhiri Kemiskinan dan Ketidaksetaraan /Reuters/Kierran Allen

KARANGANYARNEWS-Pemerintah Afrika Selatan memberlakukan keadaan darurat, menyusul kerusuhan di negara itu yang menewaskan 72 orang. Setidaknya 757 diamankan dalam kerusuhan yang dipicu atas penangkapan mantan Presiden Jacob Zuma.

Kerusuhan di Afrika Selatan yang pada awalnya hanya protes itu semula terjadi dari sekitar rumah Jacob Zuma di Provinsi KwaZulu-Natal kemudian menjalar ke Provinsi Gauteng yang mengelilingi kota terbesar di negara itu, Johanesburg, serta ke berbagai daerah lainnya.

Kemarahan atas ketidaksetaraan publik yang bertahan hampir 30 tahun setelah rezim apartheid jatuh makin memperparah kerusuhan itu ditambah dengan penerapan social distanching yang membatasi aktifitas masyarakat yang sebagian besar miskin, dalam situasi pandemi covid-19.

Pemerintah setempat sedang bekerja keras menghentikan kerusuhan yang makin meluas disertai penjarahan. Tentara dikerahkan untuk membantu polisi turun ke jalan menghentikan kerusuhan itu serta membasi agar tidak makin meluas.

“Tidak ada ketidakbahagiaan atau keadaan pribadi dari orang-orang kami yang memberikan hak kepada siapa pun untuk menjarah, merusak dan melakukan apa yang mereka inginkan dan melanggar hukum,” kata Menteri Kepolisian Bheki Cele pada konferensi pers.

Pernyataan itu sekaligus untuk menggemakan sentimen yang diungkapkan oleh Presiden Cyril Ramaphosa Selasa malam waktu setempat.

Selama hampir seminggu, situasi di berbagai wilayah di Afrika Selatan mencekam. Kerusuhan dimana-mana, gedung gedung, pusat perbelanjaan dibakar dan dijarah, fasilitas umum dirusak, puing-puing berserakan. Mereka bentrok dengan polisi

Polisi membalas dengan peluru karet dan sekarang sangat kewalahan hingga tentara dikerahkan untuk membantu polisi. Banyak mayat ditemukan dalam kerusuhann itu di berbagai daerah, yang menurut catatan mencapai 75 mayat.

Mantan presiden Afrika Selatan Yakub Zuma (79), yang menjadi pemicu aksi protes setelah ditangkap, sebelumnya dijatuhi hukuman 15 bulan penjara itu menentang perintah pengadilan konstitusi untuk memberikan bukti pada penyelidikan yang menyelidiki kasus korupsi tingkat tinggi selama sembilan tahun menjabat hingga 2018. Namun Zuma enggan memberikan bukti dan keterangan yang kemudian ditangkap hingga akhirnya memicu protes dan kerusuhan di berbagai wilayah.

Editor: Langgeng Widodo


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah