KARANGANYARNEWS-Sejumlah petani ubi kayu atau singkong dan para pelaku usaha atau produsen gethuk di Karanganyar menyambut positif program Kementerian Pertanian (Kementan).
Dimana, kata Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, Kementan dan Masyarakat Singkong Indonesia (MSI) mempopulerkan pengembangan dan budidaya singkong hingga hilirisasi sehingga masuk industri pangan nasional.
Dengan begitu singkong akan memiliki potensi pasar yang lebih luas dan sangat besar. Sebab, sebagai makanan lokal, singkong memiliki kandungan gizi yang baik serta cocok bagi penderita penyakit celiac, autoimun, dan penyakit usus karena tidak mengandung gluten.
"Kami mendukung program Menteri Pertanian yang mempopulerkan singkong masuk industri pangan nasional. Singkong bisa menjadi pengganti beras sebagai makanan pokok," kata Edy Susanto, produsen Gethuk asal Tawangmangu, Karanganyar, Senin (14/2/2022).
"Agar menarik dan punya nilai tambah, singkong tidak hanya direbus atau digoreng, tapi bisa dibuat gethuk dengan berbagai varian rasa dan bentuk," tambah pemilik brand Gethuk Take tersebut.
Sudrajat, produsen gethuk asal Desa Wonorejo Kecamatan Jatiyoso mengatakan, potensi budidaya singkong di Kabupaten Karanganyar sangat besar. Lagi pula, singkong jenis jarak towo di Karanganyar lebih unggul dari daerah lain.
"Singkong jarak towo dari Karanganyar lebih empur, lebih enak, warna dan aromanya juga beda," kata mantan Kepala Desa Wonorejo Kecamatan Jatiyoso itu.
Dikatakan, tiga daerah di Karanganyar, yakni Ngargoyoso, Tawangmangu, dan Jatiyoso dikenal sebagai sentra budidaya singkong jenis jarak towo. Universitas Sebelas Maret juga telah melakukan penelitian dan uji lab singkong jarak tawa di tiga daerah itu.