Prihatin Lumbung Pangan Jadi Kantong Kemiskinan, Sumanto : Pemerintah harus Fokus Di Sektor Pertanian

- 28 April 2022, 23:29 WIB
Ketua Komisi B DPRD Jateng Sumanto berbincang dengan sejumlah wartawan di Karanganyar, Kamis (28/4/2022).
Ketua Komisi B DPRD Jateng Sumanto berbincang dengan sejumlah wartawan di Karanganyar, Kamis (28/4/2022). /Langgeng Widodo/


KARANGANYARNEWS-Ketua Komisi B DPRD Jateng Sumanto prihatin, daerah lumbung pangan di Jawa Tengah, seperti Klaten dan Karanganyar, justru menjadi kantong kemiskinan.

Menurut anggota legislatif dari Kabupaten Karanganyar tersebut, hal itu tidak akan terjadi jika kebijakan pemerintah, khususnya Pemprov Jateng, fokus pada sektor pertanian.

"Saya kira kebijakan pemerintah ke sektor pertanian sudah ada hanya saja belum fokus," kata Sumanto ketika berbincang dengan sejumlah wartawan di Karanganyar, Kamis (28/4/2022).

Selain menekan biaya produksi seperti kemudahan mendapatkan air irigasi dan pupuk subsidi serta bibit padi yang murah, lanjut Sumanto, pemerintah juga bisa meningkatkan atau menyesuikan harga pasca panen.

Di samping itu, pemerintah juga harus menghentikan impor beras di saat para petani panen agar harga beras tidak anjlok dan petani makin terpuruk.

Sumanto mengatakan, dibanding kenaikan harga produk lainnya, kenaikan harga beras sangat lamban bahkan cenderung tertinggal. Ia mencontohkan, tahun 2000 harga 1 gram emas setara atau bisa dibeli dengan 23 kg beras, sekarang harga 1 gram emas setara dengan 90 kg beras.

Jika kebijakan pemerintah fokus pada sektor pertanian dan mampu mengatasi masalah-masalah yang ada, pihaknya yakin, perekonomian petani akan terangkat dan tidak ada lagi cerita lumbung pangan menjadi kantong kemiskinan.

"Kenapa saya minta pemerintah fokus pada sektor pertanian karena sektor inibmemberi kontribusi besar pada pembangunan. Lihat saja, ketika sektor lainnya jatuh akibat pandemi covid-19, srktor pertanian bisa bertahan bahkan bertumbuh," katanya.

Dalam kesempatan itu, Sumanto juga meminta pemerintah mendorong para milenial atau anak muda agar tertarik menjadi petani. Jadikan semboyan, bahwa menjadi petani itu keren tidak kalah dengan profesi lain.

Sebab, menurut dia, jumlah petani di Indonesia makin berkurang, dari 65 persen kini tinggal 23 persen. "Itu pun yang tersisa tinggal orang tua tua yang usinya sudah lebih dari 50 tahun," kata mantan pengacara itu.

Editor: Langgeng Widodo


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x