Menurut mitos, kutukan bahu laweyan akan berakhir setelah pernikahan tujuh kali. Dengan kata lain, suami kedelapan baru bisa aman, dan kutukan sial hilang.
Cerita dalam masyarakat Jawa menyebutkan kehidupan wanita bahu laweyan tidak normal karena memiliki aura mahluk halus yang sangat jahat.
Dia mempunyai berbagai macam keganjilan yang tidak dijumpai pada wanita normal lainnya. Aura mistis selalu mengiringi kehidupannya.
Baca Juga: Katuranggan; Gairah Asmara Wanita dari Wajah dan Posturnya
Umumnya, ciri wanita bahu laweyan juga memiliki wajah yang cantik yang mudah membuat para pria jatuh cinta padanya.
Konon wanita bahu laweyan juga tidak mempan alias kebal terhadap serangan ilmu hitam seperti santet, teluh dan lainnya.
Seorang wanita yang terpilih menjadi bahu laweyan, maka dalam dirinya akan melekat sifat-sifat buruk yang membuatnya berbeda dengan perempuan lainnya. Mereka juga tidak akan dapat memiliki keturunan.
Baca Juga: 7 Weton Wanita Titisan Dewi Sri Menurut Primbon Jawa, Kaya Raya dan Hidup Makmur
Ada yang mempercayai wanita bahu laweyan benar-benar ada, sebagian yang lain menganggapnya sebagai mitos.
Apa pun, tampaknya bahu laweyan ini bagian dari konsep masyarakat Jawa dalam mencari jodoh, yaitu selalu mempertimbangkan bibit, bobot, dan bebet.***