KARANGANYARNEWS – 9 makna simbol tanda tambah dalam filosofi kehidupan budaya Hindu di Bali belum banyak dimengerti orang di luar Bali.
Dikenal sebagai Pulau Dewata, di Bali banyak ditemukan simbol tanda tambah. Apa makna filosofi kehidupan lambang itu dalam budaya masyarakat Hindu di Bali?
Simbol tanda tambah atau lambang saling menyilang tegak lurus ini, disebut sebagai simbol Tatorek, bahkan masyarakat Bali, juga menamakan Tapak Dara atau Tampak Dara.
Berikut 9 makna simbol tanda tambah dalam filosofi kehidupan budaya Hindu di Bali, sebagaimana dilansir KaranganyarNews.com dari Instagram resmi @disbudbadung.
Baca Juga: 3 Filosofi Jawa Ini Bikin Hidup Lebih Nyaman Tenteram dan Bahagia
- Upacara Keagamaan
Simbol tanda tambah atau Tapak Dara biasa digunakan saat melaksanakan upacara keagamaan, dipasangkan ataupun dituliskan pada rumah, digoreskan di beberapa tiang rumah dengan pamor saat dilaksanakan upacara pemlaspas, yakni ritual selametan untuk rumah yang baru dibangun.
- Simbol Sederhana
Simbol tanda tambah merupakan simbol sederhana swastika, dimana biasanya ditulis dengan media bahan kapur mentah atau dalam bahasa Bali disebut "Pamor" (limestone) sehingga warnanya menjadi putih.
- Simbol Penyatuan Kehidupan
Simbol Tapak Dara juga merupakan simbol penyatuan dualitas kehidupan atau Rwabhineda.
Baca Juga: Ngaji Jiwa Jawi: Nasi Tumpeng Kemerdekaan, Ilmu Mawujud Filosofi Kehidupan
- Belum Terungkap
Goresan pamor berbentuk Tapak Dara misterius ini telah merambah ke seluruh wilayah Bali sejak awal tahun 2005, namun sekarang belum terungkap.
- Mecolek Pamor
Fenomena yang biasa dikenal dengan nama Mecolek Pamor, yakni Tapak Dara dari pamor misterius, tidak hanya muncul di pelinggih pura, tetapi juga muncul di dinding rumah, sanggah, serta pura kecil keluarga.
- Menolak Marabahaya
Simbol Tapak Dara juga biasa digunakan menolak bala, marabahaya atau memberikan ketenangan bagi seseorang setelah terjadi sesuatu yang mengejutkan.
Baca Juga: Ngaji Jiwa Jawi; Eling Pepeling Filosofi Caping
- Simbol Keseimbangan
Tapak Dara yang digunakan dalam banten Pejati merupakan sarana yajna, dimana merupakan simbol keseimbangan antara alam makro juga mikrokosmos.
- Penghilang Wabah
Tidak saja menjadi simbol keseimbangan, Tapak Dara pun sering digunakan untuk menghilangkan wabah yakni Gering, Sasab, dan Merana.
- Wabah Makhluk Hidup
Gering merupakan wabah yang menimpa manusia, sedangkan Sasab adalah penyakit yang menimpa ternak, dan Merana adalah wabah yang biasa menimpa tumbuh-tumbuhan.
Semoga tulisan tentang 9 Makna Simbol Tanda Tambah dalam Filosofi Kehisupan Budaya Hindu di Bali ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. ***