Fikih Junub: Mandi Besar Setelah Imsak, Batalkah Puasa Ramadhan-nya?

- 11 Maret 2024, 16:35 WIB
Fikih junub, mandi besar setelah Imsak dan atau setelah sholat Subuh, batalkah Puasa Ramadhan yang dijalaninya?
Fikih junub, mandi besar setelah Imsak dan atau setelah sholat Subuh, batalkah Puasa Ramadhan yang dijalaninya? /Ilustrasia/ Freepik.com @user18526/

KARANGANYARNEWS – Fikih junub atau mandi besar, senantiasa menjadi pertanyaan paling trending umat Islam, termasuk di awal menjalani ibadah fardlu Puasa Ramadhan 2024 atau tahun 1445 Hijriyah ini.

Sejumlah kalangan mempertanyakan, saat menjalani Puasa Ramadhan bolehkah mandi junub setelah makan sahur dan sesudah Imsak? Sebagian lainnya lagi ada juga yang bertanya, mandi besar yang dijalani setelah sholat Subuh apakah ibadah Puasa Ramdhan yang dijalani syah atau tidak batal?

Sebagian lagi takut puasanya tidak sah, karena dalam keadaan junub atau belum mandi besar hingga fajar terbit. Sementara yang lainnya lagi, dalam keadaan junub karena tertidur hingga tidak mandi besar sebelum fajar menyingsing.

 Baca Juga: 5 Keutamaan Puasa Ramadhan, 2 Diantaranya Doanya ijabah dan Penyebab Masuk Surga

Tak sedikit yang menganggap keadaan junub hingga pagi hari, membuat mereka tak diperbolehkan meneruskan Puasa Ramadhan. Karena anggapan itulah  mereka lebih memilih membatalkan Puasa wajibnya, memilih menggantikan Puasa setelah bulan Ramadhan.

Berikut hukum fikih terkait mandi junub, setelah waktu Imsak atau subuh selama menjalani ibadah Puasa Ramadhan yang dikhawatirkan banyak orang membatalkan Puasa wajib di bulan Ramadhan.

 

Bersih Lahiriyah maupun Batiniyah

Dalam hadist riwayat Imam Muslim dijelaskan, keadaan junub hingga fajar atau setelah Imsak sebenarnya boleh untuk melanjutkan Puasa.

 Baca Juga: Doa Pengghalau Godaan Puasa Ramadhan Paling Menghiurkan

Hadis itu menyebutkan, istri Nabi Muhammad SAW, Aisyah RA pernah menyaksikan Rasulullah dalam kondisi junub di pagi hari lalu mandi untuk melanjutkan Puasa.

“Nabi Muhammad SAW pernah berpagi hari dalam kondisi junub karena jimak, kemudian beliau mandi dan terus berPuasa,” begitu bunyi hadistnya.

Disebutkan, hadist tersebut bukan merupakan pembenaran bagi orang yang sengaja menunda mandi junub sampai setelah Imsak atau bahkan seusai sholat Subuh, bukan karena alasan yang mendesak.

 Baca Juga: Keistimewaan Puasa Ramadhan Hari Pertama: Semua Dosa Diampuni dan Ditinggikan Derajatnya

Pasalnya, dalam melaksanakan kebaikan terlebih menjalankan ibadah wajib Puasa Ramadhan, sebaiknya dilakukan jikalau seseorang sudah dalam keadaan bersih baik secara lahiriyah maupun batiniyahnya.

Terkait fikih mandi junub ini, Syekh Hasan Sulaiman An-Nuri dan Syekh Alawi Abbas Al-Maliki menjelaskan,  “Orang yang berhadas besar boleh menunda mandi junub hingga pagi hari”.

Namun demikian, menurut keduanya akan lebih utama jikalau menyegerakan mandi wajib sebelum terbit fajar atau sebelum Imsak maupun sebelum menjalankan sholat Subuh. ***

Editor: Kustawa Esye


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah