Cakupan Vaksinasi Jadi Indikator Penurunan Level PPKM

14 September 2021, 00:00 WIB
Salah satu proses transisi untuk hidup bersama Covid-19 telah diputuskan untuk memasukkan indikator cakupan vaksinasi dalam evaluasi penurunan level PPKM (Foto Ilustrasi: Pixabay/whitesession) /

KARANGANYARNEWS - Pandemi Covid-19 tidak akan hilang dalam waktu dekat dan masyarakat harus siap untuk hidup berdampingan dengan virus tersebut. Oleh sebab itu, pemerintah terus melakukan persiapan proses transisi dari pandemi ke endemi.

Salah satu strategi yang diterapkan adalah dengan terus mengakselerasi laju vaksinasi di seluruh daerah di Tanah Air.

“Sebagai salah satu proses transisi untuk hidup bersama Covid-19 telah diputuskan untuk memasukkan indikator cakupan vaksinasi dalam evaluasi penurunan level PPKM dari Level 3 ke Level 2 dan Level 2 ke Level 1 di Jawa-Bali,” ujar Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan dalam Keterangan Pers mengenai Perkembangan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Terkini, Senin, 13 September 2021 malam secara virtual.

Baca Juga: Cegah Masuknya Varian Baru Corona, Pemerintah Perketat Seluruh Pintu Masuk Negara

Pihaknya menegaskan untuk bisa turun dari Level 3 ke Level 2, cakupan vaksinasi dosis pertama daerah tersebut harus mencapai 50 persen dan cakupan vaksinasi kelompok masyarakat lanjut usia (Lansia) harus mencapai 40 persen.

Adapun untuk bisa turun dari Level 2 ke Level 1, cakupan vaksinasi dosis pertama harus mencapai 70 persen dan cakupan vaksinasi lansia harus mencapai 60 persen.

“Untuk kota-kota yang saat ini berada pada Level 2 akan diberikan waktu selama dua minggu untuk dapat mengejar target pada poin di atas. Jika tidak bisa mencapai, maka akan dinaikkan statusnya kembali pada Level 3,” tegasnya, dilansir dari laman resmi Sekretariat Kabinet RI, setkab.go.id.

Menko Marves menyampaikan, pencapaian target cakupan vaksinasi sangat penting karena vaksinasi telah terbukti menekan risiko keparahan dan kematian jika terpapar Covid-19, terutama bagi para lansia.

Baca Juga: Ekspor Pertanian Di Jateng Tertinggi

“(Vaksinasi) sudah terbukti melindungi kita dari sakit parah yang membutuhkan perawatan rumah sakit atau kematian, terutama para lansia. Oleh karena itu, target vaksinasi yang tinggi adalah salah satu kunci utama dalam fase hidup bersama Covid-19,” tegasnya.

Tambahan indikator vaksinasi dalam evaluasi PPKM, ungkap Luhut Binsar Pandjaitan, juga dikarenakan masih banyaknya stok vaksin belum disuntikkan di sejumlah daerah di Tanah Air.

“Data dari Kementerian Kesehatan menyebutkan ada 41 juta dosis vaksin yang saat ini ada pada stok provinsi dan kabupaten/kota yang belum disuntikkan. Hal ini tentu saja sangat disayangkan, mengingat animo masyarakat sangat tinggi untuk vaksinasi,” ujarnya.

Selain meningkatkan cakupan vaksinasi, terang Menko Marves, pemerintah juga terus meningkatkan penerapan 3T (testing, tracing, dan treatment), termasuk penanganan isolasi terpusat (Isoter) yang optimal sebagai bagian dari strategi transisi dari pandemi ke endemi.

Baca Juga: Divaksinasi Dihadapan Presiden, Joko Widodo Tersendu Menangis Haru

“Isoter ini menjadi sangat penting. Nanti orang-orang yang kena pada status hitam di PeduliLindungi akan kita segera tangani. Di mal misalnya, kalau diperiksa itu akan kita langsung bawa ke karantina terpusat untuk menghindari penularan ke orang-orang lain,” ujarnya.

Strategi ketiga adalah kepatuhan terhadap protokol kesehatan 3M (memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan) yang tinggi didukung oleh implementasi skrining menggunakan aplikasi PeduliLindungi.

“Jika capaian vaksinasi masih rendah, maka tiga strategi utama tersebut akan ditambahkan dengan pembatasan kegiatan masyarakat seperti implementasi PPKM yang ada saat ini,” tandasnya. ***

Editor: Andi Penowo

Sumber: setkab.go.id

Tags

Terkini

Terpopuler