Antologi Puisi Melawan Pandemi, Luapan Empati Penyair Lintas Provinsi

- 13 Oktober 2021, 00:53 WIB
Buku Antologi Puisi Melawan Pandemi, kaerya cipta belasan penyair lintas provinsi yang dilounching akhir bulan lalu
Buku Antologi Puisi Melawan Pandemi, kaerya cipta belasan penyair lintas provinsi yang dilounching akhir bulan lalu /Kustawa Esye/

KARANGANYARNEWS – Puisi Melawan Pandemi, demikian judul antologi luapan empati belasan penyair lintas provinsi, terhadap keterpurukan nasib para korban Covid-19.    

Setiap orang diperbolehkan mencurahkan luapan perasaan dan empatinya menjadi puisi. Untuk menulis puisi, memang tidak ada keharusan penulisnya dinobatkan sebagai sastrawan terlebih dulu.

Demikian juga tematiknya, seluruh pengalaman batiniah yang dirasa mengaduk-aduk hati nuraninya, dapat dijadikan spirit menulis puisi.

Baca Juga: Trending Medsos, Inilah Pria 102 Th dari Desa Jambakan

Karena itulah, sah-sah saja jikalau empati terhadap pandemi Covid-19,  dengan beragam aspek yang melanda kehidupan manusia, dijadikan tema berkarya cipta.

Tidak hanya sebagai media meluapkan empati, belakangan ini bahkan puisi dijadikan ‘senjata’ para penyair, untuk melawan pandemi virus yang tercatat telah merenggut jutaan nyawa tadi.  

Puisi Melawan Pandemi, menurut Ki Panji Koeswening,  kurator sekaligus editor buku kumpulan puisi ini, merupakan ekspresi dan atau ekplorasi kepekaan panca indra, dan ketajaman empati penyair terhadap pandemi Covid-19.

Baca Juga: Cegah Penyebaran Covid-19, Peserta PON Papua Wajib Karantina 5 Hari Saat Pulang

Wabah mematikan yang melanda seluruh belahan dunia sejak awal 2020 ini, dimaknai sebagai elagi memilukan seluruh umat manusia. Itulah yang kemudian menjadi magnet,  hingga menginspirasi sekaligus menspirit mereka berkarya cipta.

Dengan untaian gatra puitisnya, para penyair  antologi Puisi Melawan Pandemi  mengaduk-aduk emosi dan membangkitkan empati masyarakat, terhadap keterpurukan nasib yang menimpa keluarga para korban pandemi Covid-19.

“Dengan karya ciptanya, belasan penyair lintas provinsi juga memberikan pencerahan kepada masyarakat, betapa pentingnya upaya pencegahan penularan Covid-19,” terang penyair dan budayawan tadi.

Baca Juga: Seluruh Obyek Wisata di Klaten Buka lagi, Dibawah 12 Th Tak Boleh Masuk   

Disebutkan juga Ki Panji Koeswening, belasan penyair lintas provinsi yang tergabung dalam silaturahmi berpuisi tadi diantaranya; Binti Nuryati, Sri Suratmi, Widi Santosa,   Slamet Widodo, Siti Nurul Lasmi, Wahyudi Eko Nugroho, dan Agus Sumarno.

Antologi Puisi Melawan Pandemi yang diterbitkan WACHID_penerbit ini, juga ditulis oleh Edy Suprapto, Kuswati, Yan Edi DS, Sri Umiyati Soekamso, Tri Hastuti, Langgeng Widodo, Bambang Priyono, Siti Masrungah, Dian Harlani, Eko Sarjono, dan Adi Susilo.

Dari 95 judul  dalam buku antologi Puisi Melawan Pandemi yang dimotori Komunitas Kiai Damar Sesuluh (Spirit Reliqius, Cultural & Education),  tak kurang 80 % diantaranya bertemakan pandemi Covid-19. 20 % lainnya, beragam tematik namun merupakan satu kesatuan yang utuh.

Baca Juga: Primbon Jawa: Selasa Legi, Pilih Politisi Atau Pejabat Publik

Keragaman profesi, latar belakang kehidupan, kepekaan batiniyah dan apresiasi susastra masing-masing penciptanya, menjadikan Antologi Puisi Melawan Pandemi bagai bunga rampai dalam taman asri nan semerbak  mewangi.

“Keseluruhannya tercipta dengan gaya bahasa yang terikat irama, rima, penyusunan baris, penataan bait, dan ketepatan pemilihan diksi yang khas dari masing-masing penyairnya,” kata Ki Panji Koeswening. ***

Editor: Kustawa Esye


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x