Bila Vaksinasi Dilakukan di Sekolah, Pastikan Guru dan Petugas sudah Lengkap Imunisasinya

- 8 Januari 2022, 06:02 WIB
Ketua ITAGI, Sri Rezeki Hadinegoro, memberi penjelasan soal prosedur vaksinasi anak melalui Siaran Pers di Media Center Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) – KPCPEN.
Ketua ITAGI, Sri Rezeki Hadinegoro, memberi penjelasan soal prosedur vaksinasi anak melalui Siaran Pers di Media Center Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) – KPCPEN. /

KARANGANYARNEWS-Meski sekolah terbiasa melakukan imunisasi rutin bagi anak didik, namun untuk vaksin Covid-19 bagi anak 6-11 tahun tetap harus memperhatian beberapa hal.

Ketua Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) Sri Rezeki Hadinegoro menjelaskan hal itu melalui Siaran Pers di Media Center Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) – KPCPEN, pekan lalu.

Menurut dia, penerapan protokol kesehatan selama kegiatan vaksinasi ansk harus dilakukan, selain memastikan setiap orang dewasa yang terlibat dalam pelaksanaan vaksinasi sudah divaksin lengkap dua dosis.

“Kalau ada vaksinasi anak di sekolah, harus didukung bersama. Kita tahu, di sekolah juga ada program Usaha Kesehatan Sekolah atau UKS, di dalamnya ada program imunisasi,” papar Sri Rezeki.

Lebih lanjut dia mengatakan, pelaksanaan vaksinasi anak di sekolah membutuhkan kerja sama dan dukungan berbagai pihak. Dari pemerintah pusat dan daerah hingga masyarakat, termasuk di dalamnya orang tua.

Orang tua bersedia belum membawa putra putrinya ke sekolah. Juga kerja sama dengan puskesmas setempat yang menyediakan sumber daya manusia dan logistik dari vaksin itu sendiri.

"Bila vaksinasi anak dilakukan di sekolah, pastikan para guru dan petugas yang ada telah lengkap imunisasinya," kata dokter spesialis anak konsultan dalam bidang infeksi dan penyakit tropis tersebut.

"Sarana penunjang menghadapi potensi munculnya Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI), juga perlu diperhatikan. Misal, oksigen, tempat berbaring kalau pusing, peralatan dan obat untuk emergency."

Selain itu, lanjut Sri Rezeki, penjelasan kepada guru juga perlu guna mengatur agar anak tidak berkerumun, supaya tidak terjadi klaster di sekolah. "Misal, vaksinasi anak bergiliran. Setelah disuntik, anak-anak langsung pulang," katanya.

Halaman:

Editor: Langgeng Widodo


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah