Begini Sikap Indonesia Terhadap Konflik Rusia-Ukraina

- 26 Februari 2022, 00:56 WIB
Pembangkit nuklir Chernobyl menjadi target Rusia saat menginvasi Ukraina. Pertempuran pecah antara dua kubu di lokasi radioaktif yang masih bocor dari bencana nuklir terburuk dalam sejarah 36 tahun lalu. (Foto: Pixabay/Defence-Imagery)
Pembangkit nuklir Chernobyl menjadi target Rusia saat menginvasi Ukraina. Pertempuran pecah antara dua kubu di lokasi radioaktif yang masih bocor dari bencana nuklir terburuk dalam sejarah 36 tahun lalu. (Foto: Pixabay/Defence-Imagery) /

"Ini merupakan salah satu ancaman paling serius di Eropa saat ini," tutur Podolyak.

Pasukan Ukraina bertempur melawan tentara Rusia di tiga sisi pada Kamis setelah Moskow menyerbu lewat darat, laut dan udara dalam serangan terbesar terhadap sebuah negara Eropa sejak Perang Dunia II.

Tentara Rusia berkumpul di "zona terlarang" Chernobyl sebelum merangsek ke Ukraina Kamis pagi, kata seorang sumber keamanan Rusia.

Rusia ingin menguasai reaktor nuklir Chernobyl untuk memberi pesan kepada NATO agar militernya tidak ikut campur, kata sumber tersebut.

Bencana Chernobyl terjadi di Ukraina saat masih menjadi bagian dari Uni Soviet pada 1986. Awan material nuklir menyelimuti banyak wilayah di Eropa setelah kegagalan uji keamanan pada reaktor keempat pembangkit itu.

Beberapa dekade kemudian, Chernobyl menjadi lokasi wisata. Sekitar sepekan sebelum invasi Rusia, kawasan itu ditutup bagi turis.

"Para pejuang kami mengorbankan nyawa sehingga tragedi 1986 tidak akan terulang," kata Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy di Twitter beberapa saat sebelum pembangkit itu dikuasai Rusia.

"Ini adalah pernyataan perang terhadap seluruh Eropa." ***

Halaman:

Editor: Abednago Afriadi

Sumber: Reuters ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah