Bank Indonesia Solo Fasilitasi SLMPO, Dukung Pertanian Ramah Lingkungan

15 Oktober 2021, 18:58 WIB
Penyerahan bantuan PSBI Bank Indonesia Solo kepada AB2TI di sela penutupan Sekolah Lapang Manajemen Pertanian Organik di Karanganyar, Rabu (13/10/2021). /Langgeng Widodo/

KARANGANYARNEWS-Guna mendukung program pengembangan pertanian ramah lingkungan, Bank Indonesia memfasilitasi pelatihan peningkatan kapasitas SDM melalui kegiatan Sekolah Lapang Manajemen Pertanian Organik (SLMPO) di Klaster Padi AB2TI di Karanganyar.

"Program pengembangan pertanian ramah lingkungan ini bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas produk dengan tetap menjaga lingkungan sesuai prinsip sustainable farming," kata kepala kantor perwakilan Bank Indonesia Solo Nugroho Joko Prastowo, di sela penutupan program tersebut di Karanganyar, Rabu (13/10/2021).

Hadir dalam penutupan itu, Wakil Ketua Komisi XI DPR RI Dolfie OFP, Wakil Bupati Karanganyar Rober Christanto, Direktur Departemen Komunikasi Bank Indonesia Muhamad Nur, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Karanganyar Siti Maesaroh, dan Ketua AB2TI Karanganyar Wignyo Sunaryo.

Kegiatan SLMPO mulai 20 September 2021 itu dilaksanakan di empat lokasi, yaitu Desa Gentungan Kecamatan Mojogedang, Desa Pablengan (Matesih), Desa Kwangsan (Jumapolo) dan Kelurahan Jungke (Karanganyar). Sebanyak 40 petani gabungan dari beberapa kelompok tani anggota AB2TI menjadi peserta dalam kegiatan yang digelar secara offline itu.

"Sinergi dan kolaborasi berbagai stakeholder, seperti pemerintah daerah, otoritas terkait, praktisi dan akademisi, serta petani, diharapkan menjadi kunci keberhasilan pengembangan ekonomi kerakyatan. Utamanya klaster pertanian di
Karanganyar, untuk mendukung percepatan pemulihan ekonomi daerah," tandas Joko.

Sementara itu dalam paparannya, Wakil Ketua Komisi XI DPR RI Dolfie menyampaikan, Komisi XI mendukung program menuju kedaulatan pangan dan kemandirian produk pangan dalam negeri. Diharapkan masyarakat mengkonsumsi bahan pangan produksi sendiri sehingga tidak membeli produk-produk impor.

"Komisi XI menyampaikan apresiasi dukungan Bank Indonesia dan Pemkab Karanganyar dalam mendorong program swasembada pangan dan program Bangga Buatan Indonesia," kata Dolfie.

Sementara dalam rilis yang dibagikan sejumlah media menyebutkan, dalam pengembangan UMKM melalui program pendekatan klaster, Bank Indonesia Solo memfasilitasi pendampingan Klaster padi AB2TI (Asosiasi Bank Benih dan Teknologi Tani Indonesia) Karanganyar. Pendampingan meliputi peningkatan kapasitas SDM dan kualitas produksi, bantuan teknis, penguatan kelembagaan untuk korporasinya melalui terbentuknya unit usaha, fasilitasi akses pembiayaan hingga perluasan akses pemasaran.

Selain itu, melalui Program Sosial Bank Indonesia (PSBI), Bank Indonesia Solo memfasilitasi pengadaan alat transportasi berupa
truk yang dimanfaatkan untuk sarana angkut hasil panen dan penjualan beras serta mesin penggiling
beras pada tahun 2020.

Selanjutnya, tahun 2021 diberikan PSBI untuk pembelian peralatan kesekretariatan, sarana produksi pupuk organik, pengemas benih padi unggul dan peralatan pendukung produksi beras konsumsi.

Hal ini bertujuan untuk meningkatkan peran AB2TI Karanganyar dalam mendampingi petani padi untuk lebih berdaya saing dan memiliki daya tawar tinggi serta memiliki kemandirian dalam memenuhi bahan baku budidaya padi.

"Diharapkan melalui program pendampingan ini tercapai efisiensi biaya produksi, peningkatan produktivitas dan kualitas beras sehingga tercapai harga beras yang stabil yang memberikan keuntungan bagi petani dan masih terjangkau oleh konsumen," jelas Joko.

Di sisi pemasaran, lanjut dia, Bank Indonesia Solo juga mendorong AB2TI bekerja sama untuk mengolah gabah menjadi beras siap konsumsi dan memasarkan dengan skala yang lebih besar sehingga produksi anggota dapat terserap oleh pasar.

Kerja sama ini telah dilaksanakan dengan Asosiasi Petani Organik Karanganyar Tentrem (APOKAT) dan PT. Agriwira Sejahtera. Beras yang diproduksi dalam bentuk curah dan kemasan dipasarkan ke beberapa kota besar di Indonesia seperti ke PT. Bulog, Pertani, PT. Food Station Tjipinang Jaya, supermarket dan marketplace.

"Beras kemasan APOKAT dipasarkan melalui marketplace menggunakan brand Rice Me Up di Shopee, Blibli, Bukalapak, Tokopedia dan lain sebagainya," pungkasnya.

Editor: Langgeng Widodo

Tags

Terkini

Terpopuler