PPKM Darurat Ganggu Perekonomian Masyarakat, Semoga hanya Sebentar

- 8 Juli 2021, 10:39 WIB
Kepala kantor perwakilan BI Solo Nugroho Joko Prastowo memberi penjelasan dampak ekonomi akibat PPKM Darurat pada wartawan secara daring, Rabu(7/7/2021).
Kepala kantor perwakilan BI Solo Nugroho Joko Prastowo memberi penjelasan dampak ekonomi akibat PPKM Darurat pada wartawan secara daring, Rabu(7/7/2021). /Langgeng Widodo/



KARANGANYARNEWS-Dengan adanya penerapan PPKM Darurat, bisa jadi sektor ekonomi di Soloraya yang sudah tumbuh kembali terhambat. Demikian prediksi kepala kantor perwakilan Bank Indonesia Solo Nugroho Joko Prastowo, yang disampaikan dalam bincang media secara daring, Rabu (7/7/2021).

Dikatakan, pada triwulan II-2021, pertumbuhan ekonomi Soloraya meningkat dibanding triwulan sebelumnya. Dan diperkirakan, pada triwulan III-2021 peningkatan kinerja dunia usaha masih berlanjut meski tidak setinggi pada triwulan II-2021.

Perekonomian Soloraya, ditopang tiga lapangan usaha utama, yaitu industri pengolahan, perdagangan dan pertanian. Berdasarkan hasil SKDU, industri pengolahan dan perdagangan diperkirakan mengalami penurunan akibat adanya pemberlakuan PPKM Darurat, terutama sektor perdagangan dengan adanya imbauan penutupan sementara kegiatan di pusat perbelanjaan, pusat perdagangan, dan mal.

Sementara sektor pertanian di Soloraya, pada triwulan III-2021 diperkirakan akan meningkat dibandingkan triwulan II-2021 sejalan dengan perkiraan semakin kondusif nya cuaca dengan normalisasi La Nina.

PPKM Darurat dipekirakan menurunkan mobilitas masyarakat sehingga tekanan inflasi pada bulan Juli akan rendah. "Kami tidak menemukan adanya fenomena panic buying saat pemberlakukan PPKM Darurat ini dan terganggunya distribusi di Surakarta," kata Joko.

Berdasarkan pantauan harga di Surakarta, harga komoditas pangan sampai dengan saat ini terpantau stabil, kecuali harga cabai rawit. Sementara itu, bila dilihat dari data pasokan, beberapa komoditas mengalami penurunan stok, menyesuaikan dengan penurunan permintaan di pasar, seperti bawang merah, bawang putih, cabai merah, dan cabai rawit.

"Namun demikian, tim pengendali inflasi daerah atau TPID Kota Surakarta senantiasa menjaga ketersediaan pasokan bahan pangan di tengah PPKM ini," kata dia yang juga wakil ketua TPID Surakarta.

Meski diprediksi ada penurunan pertumbuhan ekonomi dan inflasi yang rendah selama diterapkannnya PPKM Darurat ini, namun kondisinya masih akan jauh lebih baik ketimbang pada saat diterapkan PSBB di awal terjadinya pandemi covid-19 awal 2920 silam. Sebab secara psikologi, masyarakat lebih siap karena sudah punya pengalaman soal pembatasan sosial.

Selain itu, kondisi perekonomian global sudah cukup membaik sehingga masih ada davisa dari ekspor. Bisnis di sektor e-commerce juga meningkat tajam selama pandemi ini, dimana pembelian secara online banyak dilakukan masyarakat dan lama-lama menjadi terbiasa. Sehingga meski warung atau lapak ditutup masih bisa berjualan secara online.

Halaman:

Editor: Langgeng Widodo


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah