Rute BST Kini Sampai Sukoharjo, Wonogiri, Karanganyar, Sragen, Klaten dan Boyolali

- 30 Desember 2021, 17:55 WIB
Peluncuran BST Koridor 5 dan 6 yang akan melayani penumpang di Solo Raya.
Peluncuran BST Koridor 5 dan 6 yang akan melayani penumpang di Solo Raya. /Humas Pemkot Surakarta/


KARANGANYARNEWS-Rute Batik Solo Trans atau BST kini sampai di luar Solo, yakni Sukoharjo, Wonogiri, Karanganyar, Sragen, Klaten dan Boyolali

Wakil Wali Kota Surakarta Teguh Prakosa dan Bupati Sukoharjo Etik Suryani, Kamis (30/12/2021), meluncurkan moda transportasi bus Solo Raya “Batik Solo Trans” Koridor 5 dan 6, di Halaman Pendhapi Gedhe Balaikota Surakarta.

“Batik Solo Trans atau BST adalah bentuk kepedulian pemerintah untuk melayani kebutuhan transportasi masyarakat yang aman, nyaman dan terjangkau,' kata Teguh Prakosa dalam sambutannya.

Masyarakat yang bisa memanfaatkan jasa Batik Solo Trans tidak hanya masyarakat Solo saja, namun masyarakat Solo Raya karena koridor yang melayani akan bergerak terus. Yakni Solo-Sukoharjo, Solo- Wonogiri, Solo-Karanganyar, Sragen, Klaten dan akhirnya menuju Boyolali.

Diharapkan penambahan koridor bisa segera diimplementasikan menyusul koridor 5 dan 6. Otomatis masyarakat yang akan melakukan pergerakan dan fasilitasi armada pariwisata akan menerima manfaatnya.

"Dengan angkutan aglomerasi melalui BST akan mengungkit pertumbuhan ekonomi, pariwisata dan kegiatan budaya," kata Teguh.

Direktur Angkutan Jalan Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Suharto mengapresiasi Kota Solo yang telah menyediakan angkutan aglomerasi yang semakin meningkat dengan melebarkan sayapnya hingga 6 koridor.

Dikatakan, hingga saat ini Solo sudah menjadi rujukan dari kota-kota seluruh Indonesia yang mengembangkan angkutan umum massal. Saat ini ada 10 kota yang mengembangkan angkutan massal dengan konsep buy the service termasuk Kota Solo.

"Banyak pemerintah daerah yang ingin belajar bagaimana manajemen, bagaimana pengelolaan konsep angkutan massal secara buy the service dari Kota Solo,” terangnya.

Dikatakan, pertumbuhan transportasi di Indonesia, khususnya kendaraan pribadi rata-rata 13% per tahun. Sementara pertumbuhan prasarana rata-rata di bawah 1%. Bahkan daerah, pertumbuhan prasarana hanya 0,01%.

Halaman:

Editor: Langgeng Widodo


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x