Pembayaran Zakat Perusahaan BSI Lebih dari Rp 122,5 Miliar, Hery Gunardi : Terbesar Dalam Sejarah

- 13 April 2022, 04:08 WIB
Direktur Utama BSI Hery Gunardi menyerahkan zakat perusahaan dan zakat nonperusahaan melalui BAZNAS senilai Rp 122,5 miliar, isaksikan Ketua BAZNAS Noor Ahmad di Istana Negara, Jakarta (12/4/2022).
Direktur Utama BSI Hery Gunardi menyerahkan zakat perusahaan dan zakat nonperusahaan melalui BAZNAS senilai Rp 122,5 miliar, isaksikan Ketua BAZNAS Noor Ahmad di Istana Negara, Jakarta (12/4/2022). /Dokumentasi BSI/

KARANGANYARNEWS-Bank Syariah Indonesia (BSI) membayar zakat perusahaan kepada Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) lebih dari Rp 122,5 miliar, lebih tinggi dari tahun sebelumnya senilai Rp 94 miliar.

Dari total Rp 122,5 miliar, sebanyak Rp 101,5 miliar adalah zakat dari laba perusahaan dan Rp 21 miliar zakat nonperusahaan. Menurut Direktur Utama BSI Hery Gunardi, kenaikan zakat seiring perolehan laba bersih perseroan yang tumbuh sepanjang 2021.

"Salah satu pemicu pertumbuhan kinerja keuangan adalah peningkatan kinerja layanan perbankan dari sisi penghimpunan dana pihak ketiga, pembiayaan, serta tumbuhnya transaksi digital BSI melalui e-channel BSI Mobile," kata Hery Gunardi dalam siaran pers, Selasa (12/4/2022).

Di 2021, laba bersih BSI hingga Rp 3,03 triliun, naik 38,42% year on year (yoy). "Peningkatan zakat perusahaan tak lepas dari dukungan masyarakat kepada BSI, sehingga zakat yang dikeluarkan meningkat dan diharapkan mampu memberikan seluas-luasnya bagi kemaslahatan dan manfaat," jelasnya.

BSI juga terus memberi kemudahan bagi masyarakat yang menunaikan kewajiban berzakat melalui layanan BSI Moile. "Dengan layanan ini, masyarakat bisa berzakat dimanapun dan kapanpun," jelasnya.

Terkait kinerja BSI Mobile, Hery menjelaskan, BSI terus berinovasi dalam melakukan transformasi digital. Salah satunya keseriusan dalam menggarap kanal digital BSI Mobile dan E-Channel. Hingga Desember 2021, transaksi kumulatif BSI Mobile mencapai 124,54 juta atau tumbuh sekitar 169% (yoy).

Perseroan juga terus memacu pertumbuhan penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK), khususnya Tabungan Wadiah. Hingga Desember 2021, Tabungan Wadiah tumbuh 15,30% (yoy) atau menjadi Rp 34,10 triliun. Sementara total tabungan pada periode yang sama mencapai Rp 99,37 triliun atau tumbuh 12,84%.

“Akselerasi digital menjadi kunci kami untuk terus bergerak mengikuti perubahan perilaku nasabah yang serba dinamis, cepat dan aman. Kami ingin mempertahankan dan terus menumbuhkan kinerja positif ini ke depan."

"Sehingga kami bisa menjadi tokoh utama dalam pengembangan ekonomi syariah di tanah air. Dengan hadirnya BSI, ekonomi syariah bukan sekadar alternatif, namun menjadi salah satu pondasi utama perekonomian Indonesia,” tegas Hery.

Halaman:

Editor: Langgeng Widodo


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x