Sedekah Tumpeng, Ritual Warga Stabelan Penangkal Erupsi Merapi dan Pandemi Covid-19

12 September 2021, 21:45 WIB
Belasan jenis tumpeng dalam tradisi ritual Sedekah Tumpeng di Dusun Stabelan, Desa Tlogolele, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali /diskominfo kab. boyolali/

KARANGANYARNEWS – Sebagai upaya spiritual penangkal bencana erupsi Merapi dan pandemi Covid-19, warga Dusun Stabelan  menggelar ritual Sedekah Tumpengan.

Tradisi warga lereng Gunung Merapi di Desa Tlogolele, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, ini sekaligus sebagai acara menutup bulan Sura, awal tahun menurut perhitungan penanggalan Jawa.  

Ritualnya digelar Rabu malam lalu di pertigaan Dusun Stabelan, dengan menerapkan protokol kesehatan ketat dan seluruh warga yang mengikuti telah mendapatkan vaksinasi gratis dari pemerintah.

Baca Juga: Pengerjaan Belum Usai, Patung PB VI di Sela Kian Menarik Wisatawan

Maryanto, Kepala Dusun Stabelan menjelaskan, selain untuk memohon keselamatan warga dari bencana erupsi Gunung Merapi, tradisi tahunan ini dimaksud juga sebagai doa bersama untuk menangkal pandemi Covid-19.

Dijelaskan juga, dalam ritual tradisi tahunan ini warga mengeluarkan 16 jenis  tumpeng, terbuat dari nasi liwet dan lauknya ingkung ayam dan berbagai sayuran. Belasan tumpeng tersebut, disatukan menjadi satu dinamakan tumpeng robyong.

“Dibawa para sesepuh atau tokoh masyarakat, beserta tumpeng kendit yang harus dibawa perempuan yang tengah hamil,” terang Maryanto menjelaskan rangkaian ritual Sedekah Tumpengan.

Baca Juga: Edukasi Konservasi Merapi Merbabu, Beragam Satwa Endemik Dilepasliarkan

Urutan selanjutnya,  beberapa tumpeng lain (diantaranya tumpeng palawija, sego gunung, sego cagak, tumpeng uriping damar, tumpeng ambeng mas, tumpeng megono dan tumpeng seger) dibawa berurutan oleh warga masyarakat.

Masing-masing tumpeng, lanjut Kadus Stabelan, memiliki makna dan filosofi berbeda-beda. Bahan pembuatannya memang sama, namun bentuk (besar kecilnya) dan penyajiannya yang membedakan.

Selain iring-iringan pembawa belasan jenis tumpeng, diceritakan ada juga yang bertugas membawa obor. Menurut Maryanto, keberadaan obor bermakna filosofi pencerahan permohonan warga masyarakat kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Baca Juga: Primbon Jawa: Inilah 6 ‘Jodoh Pinasti’ Neptu Weton Minggu Legi

Ditemua di tempat acara yang sama, Saris Ketua Rt 04 Dusun Stabelan mengungkapkan rasa syukurnya, karena tradisi Sedekah Tumpung yang tahun lalu tidak dapat dilaksanakan, tahun ini dapat digelar kembali.

“Alhamdulillah semua warga mendukung dan tradisi doa bersama demi keselamatan kami dari pandemic virus corona maupun bahaya bencana erupsi Gunung Merapi,” kata Saris kepada awak media. ***

Editor: Kustawa Esye

Tags

Terkini

Terpopuler