Ada Limpahan Hikmah Dibalik Setiap Musibah

5 April 2022, 03:16 WIB
Ustadz Drs. H. Moch Isnaeni, M,Pd. /dok pribadi/

Ngaji Bareng |.| Ustadz Drs. H. Moch Isnaeni, M.Pd.

WABAH Corona, lebih popular disebut Covid-19 selain membuat penduduk di muka bumi resah dan gelisah juga menjadikan umat seluruh dunia sibuk.

Sibuk menciptakan obat anti Corona. Sibuk mencari strategi bagaimana mencegahnya. Dan yang lebih tragis, adalah ada yang sibuk mencela, mencaci, menyalahkan satu sama lain.

Bagi seorang muslim, harus yakin jika wabah Corona ini atas kehendak-Nya. Dibalik wabah Corona, pasti ada pelajaran atau hikmah berharga bagi manusia. Dan, itu hanya Allah Yang Maha Tahu.

Baca Juga: Yakini Sunatullah, Tak Sesuai Impian pun Hidup itu Indah

Sementara manusia, sesungguhnya hanya bisa menghubung-hubungkan saja. Itupun juga tidak salah, karena Allah anugerahi akal fikiran kepada manusia untuk memikirkan ayat-ayat Allah, baik yang tersurat maupun yang tersirat.

Salah satu hikmah adanya wabah Corona, memberikan peringatan kepada setiap diri manusia agar selalu meng-update keimanan (keyakinannya). Bahwa, kita bukanlah siapa-siapa.

Kita hanya mahluk lemah, ringkih gak punya daya sedikitpun tanpa pertolongan-Nya. Termasuk mendirikan salat yang jelas-jelas perintah wajib setiap hamba,  itupun ketika dipanggil muadzin mendirikan salat.

Baca Juga: Menelisik Seberapa Kekuatan Zikir Kita Dihadapan Allah

Sebagai hamba Allah, kita yang diwajibkan mendirikan salat bergegas menjawabannya Laa haula walaa quwwata illaa billaa (tidak ada daya upaya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah).

Nah, dengan pendekatan yakin bahwa semua yang terjadi di dunia ini atas kehendak Allah, kita harus terus mengasah hati untuk senantiasa memunculkan positif thinking kepada Allah

Musibah atau ujian dari-Nya, tidak lain agar manusia menyadari akan kelemahannya atas semua yang ia usahakan. Yang ia miliki supaya disyukuri, bukan untuk dipertontonkan atau disombongkan.

Baca Juga: Membangun Peradaban Bangsa dari Lingkup Keluarga

Dan manusia diharapkan tidak pernah lelah berusaha dan belajar, karena keduanya adalah perintah dan berpahala selama dilaksanakan dengan semata berharap ridha Allah.

Jangan pernah sesali perbuatan baik yang pernah kita lakukan, meskipun kadang kita diperlakukan tidak baik. Jangan pernah sesali harta yang kita sedekahkan, meskipun terasa sempit rezeki yang kita peroleh saat ini.

Bisa jadi, Allah berikan rezeki itu kepada anak cucu kita. Karena itulah, jangan pernah sesali pertolongan yang pernah kita lakukan, walaupun kita tak dihargai dan dilupakan. Cukup kepada Allah, berharap balasan atas semua kebaikan.

Baca Juga: Ngupil Siang Hari di Bulan Ramadhan, Batalkah Puasanya?

“Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula”. (QS. al-Zalzalah: 7-8).

Mulai detik ini, mari berupaya untuk jadikan Allah sebagai kekasih yang selalu kita rindukan, tempat bersandar ketika fikiran dan hati ini lelah, tempat mengadu berbagai problematika kehidupan.

Dan tetap berharap kembali kepada-Nya dengan husnul khatimah, karena sesungguhnya hidup hanya menunggu giliran kapan  jemputan maut akan datang pada kita. *** 

Drs. H. Moch Isnaeni, M,Pd. |.| Ketua Majelis Pustaka dan Informasi (MPI)  Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM), Ketua Komisi Dialog FKUB, Pembina DDII, Sekretaris Dai Kantibmas Polres dan praktisi dakwah media cetak maupun online di Kabupaten Klaten.

Editor: Kustawa Esye

Tags

Terkini

Terpopuler