Inilah Jawabnya, Kenapa Iman Diibaratkan Pohon Berbuah?

26 April 2022, 03:59 WIB
Ustadz Drs. H. Moch Isnaeni, M.Pd. /dok pribadi/

Ngaji Bareng |.| Ustadz Drs. H. Moch Isnaeni, M.Pd.

UMAT Nabi Muhammad SAW dan umat akhir zaman, akan dieevaluasi dan diadili di ujung kehidupannya atas dasar iman yang ada dalam jiwanya.

Kehidupan di dunia yang fana ini sesungguhnya untuk menyempurnakan iman, bukan untuk menyempurnakan nafsu.

Tulisan ini, mencoba melihat sisi lain dari iman seorang yang mengaku dirinya beriman dan beragama Islam. Betulkan iman itu seperti sebuah pohon buah?

Sejak kecil manusia dikenalkan oleh sekelilingnya melalui pendidikan formal dan informal tentang berbagai hal. Salah satunya adalah iman, apa itu iman? Anak kecil atau orang dewasa akan menjawab pertanyaan itu dengan sederhana.

Baca Juga: Malam Lailatul Qadar Tanggal Berapa? Terkuak Waktu dan Tanda-tandanya

Iman adalah percaya. Definisi yang makin lengkap percaya kepada Tuhan, kepada yang gaib, kepada takdir, kepada hari kiamat, malaikat, nabi, kitab-kitab, dan lain-lain.

Perkataan iman paling banyak dibahas pada  bulan Ramadhan, puasa adalah perintah untuk orang yang beriman. Orang yang tidak  beriman, tidak diperintahkan berpuasa.

Dengan kata lain jika imannya sedang "sakit" atau "sedang bermasalah", dia tidak akan sanggup berpuasa. Sebaliknya orang yang imannya baik, dia sanggup berpuasa.

Ciri-ciri orang beriman secara khusus dibicarakan dalam surat Al-mukminun, diantaranya; orang yang solatnya khusuk, membayarkan zakat, tidak berkata/ berbuat yang sia-sia, menjaga kemaluan kecuali dengan pasangan, menjaga amanah serta janji, dan memelihara sholat.

Baca Juga: Bukan Dicari, Kebahagiaan Hidup Seharusnya Dicipta

Sebetulnya, hal tersebut di atas belum merupakan iman yang sempurna. Lalu apa dan bagaimana iman yang sempurna itu?

Iman sempurna, ibarat sebuah pohon berbuah yang enak di makan. Pohon ini besar dan rimbun, akar-akarnya menghunjam ke bumi. Cabang dan rantingnya banyak. Selalu berbunga dan berbuah, selalu menghasilkan bibit pohon buah yang baru terkadang jauh lebih baik, lebih rindang dan akarnya lebih kuat.

Pohon iman, terdiri sistem perakaran kuat merupakan bagian yang tidak nampak yakni akar (akidah). Bagian bawah, adalah suatu kesatuan yang kokoh dari sistem perakaran yang ukurannya raksasa menghunjam ke perut bumi (di dalam qalbu manusia).

Kalimat tauhid La ilaha illallah muhammadarrasulullah), adalah cabang iman  utama yang letaknya di bawah tanah. Pohon seperti ini kokoh, tidak mudah digoyang angin atau gempa bumi sekalipun. Terdapat sekitar 77 cabang iman yang berada di bagian bawah maupun di bagian atas tanah.

Baca Juga: Inilah 4 Misteri Kehidupan, Tak Seorangpun Mampu Mengetahuinya

Cabang iman yang terkcil, menyingkirkan barang kecil berbahaya di jalan. Apakah fadhilahnya memiliki iman sempurna? Orang yang imannya sempurna,  akan disiapkan Allah surga yang luasnya 10 kali lebih besar atau luas dibanding bumi.

Bila kita pelajari cabang-cabang iman yang telah diajarkan kepada kita melalui Alqu'an dan Al-hadis, kita bisa mengevaluasi diri kita sendiri. Sudahkan saya mempunyai iman yang sempurna? Kalau kita rinci cabang-cabang iman yang ada,  sangat jelas apakah sudah beriman secara sempurna atau belum.

Orang yang beriman, akan mempercayai Allah tanpa kesyirikan atau menganggap ada Tuhan selain Allah. Beriman kepada Allah, beriman kepada malaikat, kepada rasul-rasul, beriman kepada takdir, kepada hari kiamat, yakin adanya jahanam.

Cinta kepada Allah, mencintai atau membenci sesorang karena Allah, mencintai rasulullah, ikhlas, bertaubat, ikhlas, takut pada Allah, senantiasa mengharap rahmat Allah, tidak putus asa terhadap rahmat Allah, besyukur.

Baca Juga: Catat dan Amalkan, Wirid Tolak Miskin Ala KH Maimoen Zubair

Menunaikan amanah, sabar, tawadhu', kasih sayang dan lemah lembut, ridha yang ditakdirkan, tawakal, tidak sombong, tidak dendam dengki atau iri hati, ada malu, boleh mengendalikan marah, tidak menipu dan menjauhi cinta dunia.

Cabang pohon iman lainnya; membaca syahadat, membaca qur'an, belajar ilmu dan mengajarkannya, berdoa, zikir, menjauhi perkara sia-sia, bersih, bersedekah, berpuasa, menunaikan haji, beri'tikaf.

Memperjuangkan agama, menunaikan nadzar, memelihara sumpah, menunaikan kifarah, menutup aurat, berkorban, merawat jenazah, membayar hutang, memperbaiki mu'amalah, menjadi saksi yang jujur, menikah, menunaikan hak keluarga, berbakti kepada orangtua.

Mendidik anak-anak, menjaga silaturahim, menghormati yang lebih tua, menegakkan pemerintah yang adil, berjihad, menjawab dan memberi salam serta menjauhi permainan dan senda gurau.

Baca Juga: Ngaji Jiwa Jawi; Eling Pepeling Filosofi Caping

Dari uraian di atas, sangat jelas untuk persoalan iman yang sempurna adalah persoalan keterpaduan sesama orang beriman untuk memelihara iman kita. Alangkah indahnya bila kita hidup dengan iman yang sempurna, mati membawa iman dan masuk surga karena sempurnanya iman. ***

Drs. H. Moch Isnaeni, M,Pd. |.| Ketua Majelis Pustaka dan Informasi (MPI)  Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM), Ketua Komisi Dialog FKUB, Pembina DDII, Sekretaris Dai Kamtibmas Polres dan praktisi dakwah media cetak maupun online di Kabupaten Klaten.

Editor: Kustawa Esye

Tags

Terkini

Terpopuler