Di satu sisi dari dulu dia ingin mencoba melakukan pengembangan usaha dalam bentuk yang lain. Tapi di sisi yang lain, dia masih buta dengan model usaha yang ditawarkan temannya.
Baca Juga: Upaya Pelestarian Alat Musik Tradisional Ginggong Khas Dayak. Ini yang Dilakukan Pemkab Bengkayang
Apalagi selama dijalankan, usaha tersebut nyaris tidak pernah mengalami kemajuan, hingga akhirnya bangkrut.
Dari beberapa konsultasi yang dia jalani, sebagian besar mengarahkan agar dia tidak membeli pabrik milik temannya itu. Sebab secara geografis lokasinya kurang strategis.
Selain itu, iklim bisnis yang tengah lesu, jelas akan menjadi kendala tersendiri di tengah upaya pengembangan bisnis yang baru.
Namun demikian hal itu belum memberikan kepuasan dalam hati Gunawan. Sebab dari dalam hatinya, Gunawan merasakan ada dorongan untuk membeli pabrik itu.
Baca Juga: Primbon Jawa; Waspadai, Inilah Badai Sunami Sakit Hati Weton Jumat Pon
Selain harganya cukup murah, salah seorang penasihat spiritualnya mengatakan kalau bioritme pria paruh baya ini tengah menanjak. Sehingga bukan tidak mungkin dirinya akan mendapatkan kesuksesan.
Hati Gunawan pun makin tidak tenang. Sampai akhirnya dia mendatangi ibunya yang kebetulan masih hidup meski usianya sudah sangat tua.
Kebetulan, saat usianya sudah beranjak senja, sang ibu memutuskan untuk pulang ke kampung halamannya di Kota Tuban.