Awas TBC Laten, Tak Bergejala Bisa Muncul Kapanpun

- 23 Maret 2022, 17:35 WIB
Penyakit TBC laten perlu diwaspadai karena tidak terlihat gejalanya dan bisa muncul kapan pun. (Foto ilustrasi: Pixabay/nastya_gepp)
Penyakit TBC laten perlu diwaspadai karena tidak terlihat gejalanya dan bisa muncul kapan pun. (Foto ilustrasi: Pixabay/nastya_gepp) /

KARANGANYARNEWS - Penyakit tuberkulosis (TBC) masih mengintai masyarakat, pasalnya penyakit ini telah menyebabkan 93 ribu kematian per tahun di Indonesia. Selain TBC aktif yang dapat dilihat gejalanya, ada TBC laten juga perlu diwaspadai karena tidak terlihat gejalanya dan bisa muncul kapan pun.

Ketua Yayasan Stop TB Partnership, Nurul HW Luntungan, mengatakan penyakit TBC laten disebabkan bakteri yang bersembunyi di dalam tubuh seseorang, sehingga penderita nampak tidak memiliki penyakit TBC.

''Penyakit TBC ini disebabkan oleh bakteri dan bakteri TBC ini beda dengan bakteri lain. Bakteri TBC ini bisa sembunyi di dalam tubuh dan orang yang kena bakterinya belum tentu terlihat sakit TBC,'' katanya dalam konferensi pers secara virtual di Jakarta, Selasa, 22 Maret 2022, dilansir dari laman resmi Kementerian Kesehatan RI, kemkes.go.id.

Baca Juga: Waduh Biyung! Mau Tawuran, Pelajar SMP di Cakung Mewek Saat Diciduk Polisi

Selanjutnya, Koordinator Substansi TBC, Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Tiffany Tiara Pakasi, mengatakan infeksi TBC laten terjadi saat seseorang terpapar kuman TBC, namun memiliki imunitas bagus sehingga menyebabkan dia tidak bergejala. Sebenarnya kuman itu tidak hilang, melainkan dalam posisi tertidur.

''Sehingga sewaktu-waktu kalau daya tahan tubuhnya turun dan lain-lain, dia bisa memicu kuman tersebut sehingga terjadi tuberkulosis aktif,'' katanya.

Pengendalian TBC laten ini belum lama masuk ke dalam program pemerintah. Ditetapkannya sebagai program eliminasi TBC setelah ada komitmen untuk mengakhiri TBC pada 2030.

''Jadi baru beberapa tahun terakhir pemerintah memfokuskan TBC laten ke dalam program eliminasi TBC dan fokus pada kelompok yang paling berisiko dalam hal ini kontak erat dari semua usia,'' ucap Tiffany Tiara Pakasi.

Baca Juga: Skandal Perselingkuhan Permaisuri Menjadi Awal Jatuhnya Amangkurat III

Halaman:

Editor: Andi Penowo

Sumber: kemkes.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x