Begini Pandangan Unik Gus Baha Tentang Puasa Ramadhan

- 29 Maret 2022, 02:16 WIB
KH Ahmad Bahauddin Nursalin (Gus Baha)
KH Ahmad Bahauddin Nursalin (Gus Baha) /YouTube

Nah, setelah tahu bagaimana ulama-ulama dulu melihat Ramadhan, kita kan jadi tahu cara pandang Ramadan secara benar karena meniru ulama-ulama dulu,” kata Gus Baha.

Beberapa cara pandang orang-orang dulu, lanjut dia, misalnya melihat puasa Ramadhan sebagai upaya kita menjadi semakin menghormati makanan.

Baca Juga: Perang Ketupat Sambut Ramadhan Berlangsung Seru

“Saat nggak Ramadhan kita melihat makanan yang biasa saja, malah kadang kita sepelekan. Tapi coba pas Ramadhan, semua jadi spesial. Air putih spesial, pisang goreng apalagi,” jelas pengasuh Pondok Pesantren Tahfidzul Quran LP3IA, Narukan, Rembang itu.

Selain itu, lanjut Gus Baha, dengan berpuasa manusia akan merasakan lapar yang dirasakan orang-orang miskin saat mereka tidak makan. Jadi, katanya, puasa harusnya juga membuat manusia bisa lebih bersyukur.

Gus Baha menyebutkan betapa cara pandang Nabi Muhammad sangat menarik. Bahwa manusia, sehebat apapun, ternyata kebutuhan paling pokok hanya makanan. Tidak ada yang lain.

Baca Juga: Awal Puasa Ramadhan Beda Lagi, Inilah Penegasan Muhammadiyah

“Coba, yang lagi buka puasa itu kan senang sekali meski nggak punya mobil mewah, nggak punya uang banyak. Sekadar ketemu makanan itu seneng sekali. Jadi kita itu tahunya menghormati makanan ya setelah masuk Ramadan,” jelas Gus Baha.

Gus Baha melihat puasa Ramadan membuat manusia belajar betapa istimewanya makanan yang kadang diremehkan di bulan-bulan lain.

Santri kesayangan ulama besar KH Maimoen Zubair itu menceritakan Nabi Muhammad pernah bersabda bahwa orang yang menjalankan ibadah puasa punya dua kebahagiaan, yaitu saat berbuka dan saat bertemu Allah SWT.

Halaman:

Editor: Ken Maesa Pamenang


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x