Tak Bisa Ikut Padusan di Sendang Keramat, Coba Lakukan ini

- 29 Maret 2022, 21:41 WIB
Mandi kembang diyakini bisa menggantikan peran tempat keramat sebagai dalam ritual padusan jelang bulan ramadan
Mandi kembang diyakini bisa menggantikan peran tempat keramat sebagai dalam ritual padusan jelang bulan ramadan /Istockphoto/

KARANGANYARNEWS - Tempat keramat memang diyakini mengandung tuah tertentu yang bisa dimanfaatkan dalam tradisi padusan.

Namun demikian, terkadang ada banyak hal bagi masyarakat yang membuatnya tidak sempat mendatangi tempat-tempat keramat untuk menggela pasudan.

Terkait hal ini, disebutkan bahwa mandi di tempat keramat hanyalah soal kebiasaan dan keyakinan saja.

Baca Juga: Ternyata Ini Alasan Memilih Sendang Keramat sebagai Tempat Padusan

Karena itu padusan tetap bisa dilakukan tanpa harus pergi ke tempat-tempat keramat. Ada satu cara yang tuahnya dipandang tak kalah dengan mandi di tempat keramat. Yakni dengan mandi kembang, sesaat menjelang makan sahur.

Mandi kembang sendiri diyakini memiliki pancaran energy luar biasa. Sehingga pintu berkah diyakini akan terbuka lebar.

Prosesi padusan sebenaranya tidak harus selalu dilakukan di tempat-tempat keramat seperti itu. Dalam ajaran Islam prosesi bersuci cukup dengan mandi besar dengan air yang bersih.

Baca Juga: Ritual Padusan, Antara Tradisi Pembersihan Diri dan Penyerapan Berkah

Mengenai pemilihan tempat dan jenis air yang dipakai, semua lebih dipengaruhi factor keyakinan pribadi masing-masing.

Namun begitu, budayawan asal Solo, KRHT. Kresna Handayaningrat menjelaskan bahwa perlu ada prosesi tersendiri yang bertujuan untuk memudahkan penyerapan berkah di bulan puasa.

Baginya padusan tetaplah sebuah ritual suci yang harus dijalankan dengan baik dan serius. Karena itu hendaknya mereka yang menjalankan ritual ini, mengikuti rangkaian-rangkaian prosesi yang dianjurkan.

Menurut Kresna, point penting dari prosesi padusan adalah air yang dipakai. Dari air yang sengaja disiapkan secara khusus itulah, seseorang akan bisa mendapatkan manfaat.

Baca Juga: Jadi Istri Siluman Banteng Penguasa Pantai Utara, Wanita Ini Harus Siap Melayani Semalaman Tanpa Henti

Karena itulah Kresna menyarankan agar dalam prosesi padusan ini dipilih air dari tempat yang ‘istimewa’, meski hanya sedikit dan dipakai sebagai campuran.

Selanjutnya air itu dicampur dengan bunga setaman dan langsung dipakai mandi, dnegan sebelumnya diiringi niat suci untuk menjalankan ritual padusan. Bunga setaman sangat diperlukan sebagai campuran, karena ritual ini sangat terkait dengan sesuatu yang bersifat gaib, yaitu berkah, karomah, ataupun wahyu.

Wewangian baik itu dari bunga maupun dupa dan kemenyan diyakini mampu menjadi pembuka pintu gaib.

Sehingga doa dan harapan yang kita panjatkan bisa langsung masuk menembus pembatas antara manusia dengan Tuhan.

Selain itu, sumber wewangian yang kita sediakan juga diyakini sebagai penarik berkah. Karena itulah saat beribadahpun kita dianjurkan untuk memakai minyak wangi, yang tentu bertujuan agar ibadah yang kita jalankan benar-benar membawa berkah.

Sedangkan waktu pelaksanaan prosesi padusan yang terbaik sebenarnya adalah tepat tengah malam menjelang dilakukannya makan sahur. Sebab pada saat itu, kita benar-benar tengah dalam kondisi suci ketika akan menjalankan ibadah puasa. Yang tentunya membuat kita lebih mudah menyerap berkah dari bulan yang suci ini.***

Editor: Langgeng Widodo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah