Inilah Jawabnya, Kenapa Iman Diibaratkan Pohon Berbuah?

- 26 April 2022, 03:59 WIB
Ustadz Drs. H. Moch Isnaeni, M.Pd.
Ustadz Drs. H. Moch Isnaeni, M.Pd. /dok pribadi/

Cinta kepada Allah, mencintai atau membenci sesorang karena Allah, mencintai rasulullah, ikhlas, bertaubat, ikhlas, takut pada Allah, senantiasa mengharap rahmat Allah, tidak putus asa terhadap rahmat Allah, besyukur.

Baca Juga: Catat dan Amalkan, Wirid Tolak Miskin Ala KH Maimoen Zubair

Menunaikan amanah, sabar, tawadhu', kasih sayang dan lemah lembut, ridha yang ditakdirkan, tawakal, tidak sombong, tidak dendam dengki atau iri hati, ada malu, boleh mengendalikan marah, tidak menipu dan menjauhi cinta dunia.

Cabang pohon iman lainnya; membaca syahadat, membaca qur'an, belajar ilmu dan mengajarkannya, berdoa, zikir, menjauhi perkara sia-sia, bersih, bersedekah, berpuasa, menunaikan haji, beri'tikaf.

Memperjuangkan agama, menunaikan nadzar, memelihara sumpah, menunaikan kifarah, menutup aurat, berkorban, merawat jenazah, membayar hutang, memperbaiki mu'amalah, menjadi saksi yang jujur, menikah, menunaikan hak keluarga, berbakti kepada orangtua.

Mendidik anak-anak, menjaga silaturahim, menghormati yang lebih tua, menegakkan pemerintah yang adil, berjihad, menjawab dan memberi salam serta menjauhi permainan dan senda gurau.

Baca Juga: Ngaji Jiwa Jawi; Eling Pepeling Filosofi Caping

Dari uraian di atas, sangat jelas untuk persoalan iman yang sempurna adalah persoalan keterpaduan sesama orang beriman untuk memelihara iman kita. Alangkah indahnya bila kita hidup dengan iman yang sempurna, mati membawa iman dan masuk surga karena sempurnanya iman. ***

Drs. H. Moch Isnaeni, M,Pd. |.| Ketua Majelis Pustaka dan Informasi (MPI)  Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM), Ketua Komisi Dialog FKUB, Pembina DDII, Sekretaris Dai Kamtibmas Polres dan praktisi dakwah media cetak maupun online di Kabupaten Klaten.

Halaman:

Editor: Kustawa Esye


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah