Catat dan Renunghayati, Anakmu Bukanlah Milikmu

- 30 April 2022, 20:33 WIB
Ustadz Drs. H. Moch Isnaeni, M.Pd.
Ustadz Drs. H. Moch Isnaeni, M.Pd. /dok pribadi/

Dari puisi Khalil Gibran ini dapat ditafsirkan sebagai ungkapan perasaan anak-anak kepada orang tua mereka. Sejatinya, setiap anak ingin menjadi dirinya sendiri, memiliki jatidiri sendiri tanpa dibanyang-banyangi pemikiran orang tuanya.

Ada juga kata-kata yang mengartikan, seorang anak pun juga ingin menjadi generasi pengubah. Generasi pengubah disini, maksudnya ingin mengubah pemikiran orang tuanya lalu mereka akan menyesuaikannya dengan perkembangan di era atau jamannya saat ini.

Anak ingin membuat perubahan zaman yang ada pada masa depan mereka sendiri, tanpa dihantui oleh pemikiran dari orang tuanya sendiri.

Baca Juga: Mudik Lebaran, Inilah 5 Rangkaian Doa Selamat Sampai Tujuan

Dari puisi Khalil Gibran ini, orang tua juga diajarkan untuk tidak memberikan pemaksaan atas semua keinginan atau bahkan harapannya kepada buah hatinya. Orang tua boleh saja menginginkan sesuatu kepada putra-putrinya, tapi hindarilah memaksakan kehendak kepada anak kita.

Karena tidak dapat dipungkiri, hingga era milenial ini masih banyak orang tua yang terlalu memaksakan kehendaknya kepada anak-anak mereka. Nah, pemaksaan kehendak inilah yang membuat si anak menjadi generasa pemberontak.

Tidak ada salahnya orang tua memberikan sedikit kebebasan kepada anaknya, terutama  dalam memilih jalan hidup mereka. Dengan catatan, sepanjang pilihan jalan hidup anak-anak kita menuju kea rah yang benar.

Baca Juga: Bayi Dalam Kandungan, Wajibkah Membayar Zakat Fitrah?

Orang tua tetap punya keharusan dan kuwajiban, mengawasi dan mengarahkan kepada anak-anaknya agar jalan hidup yang ditempuhnya tidak salah jalan.

Ada juga kata-kata di dalam puisi Khalil Gibran, mengartikan orang tua bisa memberikan kebebasan berpikir dan bertindak kepada si anak.

Halaman:

Editor: Kustawa Esye


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x