Mengangkat Uniknya Legenda Batik 3 Negeri dalam Event Solo Batik Fashion 2022

- 17 September 2022, 22:37 WIB
Cerita legenda Batik 3 Negeri akan diangkat dalam event Solo Batik Fashion ke-14
Cerita legenda Batik 3 Negeri akan diangkat dalam event Solo Batik Fashion ke-14 /Klasik Herlambang/Karanganyar News

KARANGANYARNEWS - Event Solo Batik Fashion (SBF) akan kembali digelar pada 1 hingga 5 Oktober 2022 mendatang, dengan mengangkat cerita tentang Batik 3 Negeri.

Cerita ini diangkat dalam event SBF ke-14 karena batik legendaris asal Kota Solo tersebut memiliki keunikan dan keistimewaan yang tidak dimiliki batik-batik lain.

Salah satu keistimewaan batik karya peranakanan Tionghoa ini, yakni memiliki pewarnaan campuran dari tiga kota yakni Lasem, Pekalongan, dan Solo. 

Kota Lasem menjadi tempat pewarnaan merah yang disebut dengan getih pitik atau darah ayam. Warna ini mewakili etnis Tionghoa yang banyak tinggal di sana.

"Batik 3 negeri ini dibuat secara turun temurun di Kota Solo. Dan batik ini bisa dikatakan telah menjadi legenda karena sudah tidak diproduksi lagi sejak pertengahan 80an,"jelas Ketua Panitia SBF 14, dalam acara press conference yang digelar pada Sabtu 17 September 2022 di Hotel Solia Zigna Laweyan, Solo.

Baca Juga: 5 Serba-serbi Solo Batik Carnival 2022, yang Digelar Minggu Depan

Selain mengangkat cerita tentang batik legendaris Kota Solo, SBF 14 yang mengangkat tema “Culture UNITY Adiluhung Pesona Bangsa” ini juga akan dikonsep berbeda dengan gelaran-gelaran sebelumnya.

Sebab dalam event SBF nanti, acara akan digelar di dua tempat berbeda. Yang pertama di Pendhapi Gedhe Balai Kota Surakarta, sedangkan yang kedua di Mall Solo Paragon.

Sejumlah desainer ternama baik dari dalam maupun luar negeri akan ikut serta dalam gelaran SBF 14 ini.

Di antara nama-nama tersebut ada Itang Yunasz dari Jakarta, Lia Afif dari Surabaya, Aam Kekean dan Cok Abi dari Denpasar, Tuty Adib dari Solo, serta  desainer luar negeri yakni Anuar Faizal dari Malaysia, Galiel Batika dari Belanda, dan Ji Hwan dari Korea.

Baca Juga: Film Dokumenter Waldjinah tentang Batik Ratu Kembang Katjang, Ini Kisahnya

Owens sengaja melibatkan desainer dari luar negeri karena ada harapan agar event ini juga bisa mendunia, dengan tampil di berbagai event fashion show dunia.

"Ada sekitar 125 desainer yang akan tampil dalam acara ini. Tahun ini SBF juga menampilkan produk UKM serta melibatkan kids talent serta young desaigner atau desainer muda dari sejumlah sekolah dan Perguruan Tinggi di Kota Solo dan sekitarnya," tandasnya.

Sementara penerus usaha Batik 3 Negeri dari Keluarga Ling, Sumartono Hadinoto menjelaskan bahwa keluarganya telah membuat Batik 3 Negeri tersebut secara turun temurun.

"Tahun 1980-an, produksi batik ini terpaksa berhenti, karena sudah tidak ada lagi pembatik yang bisa meneruskan. Bagaimana tidak, untuk membuat satu lembar batik membutuhkan waktu hingga enam bulan," terang Sumartono.

Baca Juga: Batik Girilayu Kudu Diopeni agar Tidak Layu

Proses pembuatan yang begitu detail dan sangat lama, membuat harga batik inipun menjadi sangat tinggi.

"Pada terakhir produksi, satu lembar kain Batik 3 Negeri dihargai Rpo250.000. Tetapi saat ini, harganya sudah sampai Rp4 juta. Bahkan ada yang hingga Rp60 juta, karena menjadi barang koleksi," imbuh Sumartono.

Sumartono juga menjelaskan bahwa harga yang begitu tinggi, juga membuat Batik 3 Negeri tidak banyak dibeli warga Solo. Batik ini justru banyak dikoleksi oleh warga Sunda di Jawa barat.

"Ternyata Batik 3 Negeri produksi keluarga saya banyak dipakai di Jawa Barat kalau di Solo memang jarang yang pakai," tandas Sumartono.

Ke depan, meski cukup berat, Sumartono bersedia membangkitkan Batik 3 Negeri ini dengan melakukan pendampingan pada UKM-UKM terpilih.

Hal ini dilakukan karena pihak Pemerintah Kota Surakarta juga berencana untuk mendaftarkan desain Batik 3 Negeri untuk mendapatkan pengakuan dunia sebagai warisan tak benda. ***

Editor: Andi Penowo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x