KARANGANYARNEWS – Sastrawan legendaris Ahmad Tohari mengingatkan, para sastrawan Indonesia jangan mengabaikan penggunaan Bahasa Indonesia yang sesuai dengan kaidah dan ejaan yang berlaku.
Sastrawan yang mengesampingkan hal ini, menurut pengarang novel trilogi 'Ronggeng Dukuh Paruk’ ini, keindonesiaannya patut dipertanyakan.
“Kita jangan kemaruk dengan kata-kata serapan dari bahasa asing,” kata sastrawan yang akrap disapa Kang Ahmad Tohari, dan tetap eksis berkaraya di usia senja.
Sastrawan yang tahun 2022 tercatat sudah berusia 75 tahun tadi, menyampaikan hal ini saat menjadi narasumber diskusi Sastra dan Kesehatan, dalam acara Glamping Sastra Indonesia 2022.
Baca Juga: Glaming Sastra 2022, Sadewo: Angkat Potensi dan Promosikan Banyumas
Narasumber lainnya, dr Hendrawan Nadesul dari Jakarta mengungkapkan, sastrawan dan wartawan terindikasi secara medis rentan terpapar berbagai penyakit.
Dalam agenda tahunan yang digelar di Baturaden Adventure Forest, Kabupaten Banymas, Sabtu-Minggu, 2-3 Juli 2022 dokter Hendrawan menyebutkan, sejumlah penyebab rentannya wartawan dan sastrawan terpapar penyakit.
Diantaranya, dikarenakan baik wartawan maupun sastrawan sering mengabaikan pola makan, pola tidur, dan olahraga dalam kehidupan kesehariannya.
Baca Juga: Luncurkan Dua Buku, Ini Agenda Glamping Sastra Indonesia 2022 di Baturaden