Kenali Penyakit Mulut dan Kaki, pada Hewan Berkuku Belah

13 Mei 2022, 18:31 WIB
Menteri Pertanian saat mengunjungi posko dan peternakan di Gresik /Instagram @kementerianpertanian/

KARANGANYARNEWS - Akhir-akhir ini penyakit mulut dan kuku (PMK) atau disebut juga Foot and Mouth Disease (FMD), menyerang hewan berkaki belah atau genap, seperti sapi, kerbau, kambing, domba, babi, serta hewan liar seperti rusa dan gajah, terutama di Aceh dan Jawa Timur.

Virus ini dapat bertahan lama di lingkungan, serta mampu bertahan hidup di tulang, kelenjar susu serta produk susu.

Mari kenali sejarah, tanda-tanda, kerugian serta prinsip dasar pengendalian PMK, dilansir dari Instagram @kementerianpertanian.

1. Muncul di Tahun 1887

Penyakit ini masuk melalui importasi sapi perah dari Belanda, dan telah beberapa kali mewabah pada tahun 1887, namun terjadi lagi di tahun 1983 di Pulau Jawa, dan terhenti setelah dilakukan pemberantasan melalui vaksinasi massal.

2. Deklarasi Bebas PMK

Di tahun 1986, dilakukan deklarasi secara nasional, terhadap status bebas PMK terhadap Indonesia melalui Surat Keputussn Menteri Pertanian, sedangkan pada tahun 1990 dilakukan pengakuan status Indonesia bebas PMK oleh Badan Kesehatan Hewan Dunia atau OIE.

3. Kenali Tanda PMK

Tanda-tanda PMK antara lain hewan tidak mampu berjalan atau pincang, ditemukan lepuh berisi cairan atau luka pada gusi, lidah, hidung dan kuku hewan, serta ditandai dengan air liur berlebihan dan hilangnya nafsu makan.

4. Awasi Kotoran

Hewan yang tertular, mengeluarkan virus pada cairan seperti air liur, vesikel, susu, urin serta kotoran, dan virus ini dapat dikeluarkan 1 - 2 hari, sebelum hewan menunjukkan tanda klinis.

5. Cara Penularan

Penyakit ini ditularkan pada hewan dengan 3 cara yakni kontak langsung, antara hewan dengan hewan rentan, kedua melalui kontak tidak langsung, yakni kontak dengan virus pada manusia lewat alat dan sarana transportasi, akibat kontaminasi dari peternakan yang terkena wabah, serta ketiga melalui penyebaran melalui udara, sampai radius 10 km dibawa angin.

6. Kerugian

Kerugian yang diperoleh dari penyakit ini meliputi penurunan produksi susu, keguguran, kematian mendadak, infertilitas, penurunan berat badan, serta terhambatnya perdagangan dan ekspor.

7. Pengendalian dan Pemberantasan

Prinsip dasar pengendalian dan pemberantasan dapat dilakukan dengan cara mencegah infeksi sekunder oleh mikroba lain, serta meningkatkan kekebalan atau resistensi hewan yang peka. ***

Editor: Kustawa Esye

Tags

Terkini

Terpopuler