Pembelaan Kemenag Soal Yaqut Disebut Bandingkan Suara Azan dengan Gonggongan Anjing

- 25 Februari 2022, 12:35 WIB
Media sosial Twitter hari ini diramaikan dengan cuitan Tangkap Yaqut dari kalangan netizen. Mereka menilai Menteri Agama RI Yaqut Cholil Qoumas telah menista agama lantaran membandingkan suara azan dengan gonggongan anjing. (Foto: Humas Kemenag)
Media sosial Twitter hari ini diramaikan dengan cuitan Tangkap Yaqut dari kalangan netizen. Mereka menilai Menteri Agama RI Yaqut Cholil Qoumas telah menista agama lantaran membandingkan suara azan dengan gonggongan anjing. (Foto: Humas Kemenag) /

KARANGANYARNEWS - Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Biro Humas, Data, dan Informasi Kementerian Agama (Kemenag) Thobib Al Asyhar angkat suara terkait pernyataan kontroversial Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas yang disebut membandingkan suara azan dengan gonggongan anjing.

Thobib Al Asyhar menyatakan Menag sama sekali tak membandingkan suara azan dengan suara anjing.

Pemberitaan menyebut Yaqut Cholil Qoumas membandingkan dua hal tersebut adalah tidak tepat.

Baca Juga: Dituding Nista Agama, Tagar Tangkap Yaqut Banjiri Twitter

“Menag sama sekali tidak membandingkan suara azan dengan suara anjing, tapi Menag sedang mencontohkan tentang pentingnya pengaturan kebisingan pengeras suara,” tegas Thobib Al-Asyhar di Jakarta, Kamis, 24 Februari 2022, dilansir dari laman resmi Kementerian Agama RI, kemenag.go.id.

Menurut Thobib Al Asyhar, saat ditanya wartawan tentang Surat Edaran (SE) Nomor 05 Tahun 2022 tentang Pedoman Penggunaan Pengeras Suara di Masjid dan Musala dalam kunjungan kerjanya di Pekanbaru, Yaqut Cholil Qoumas menjelaskan dalam hidup di masyarakat yang plural diperlukan toleransi.

Karenanya, perlu pedoman bersama agar kehidupan harmoni tetap terawat dengan baik, termasuk tentang pengaturan kebisingan pengeras suara apa pun yang bisa membuat tidak nyaman.

"Dalam penjelasan itu, Gus Menteri memberi contoh sederhana, tidak dalam konteks membandingkan satu dengan lainnya, makanya beliau menyebut kata misal. Yang dimaksud Gus Yaqut adalah misalkan umat muslim tinggal sebagai minoritas di kawasan tertentu, di mana masyarakatnya banyak memelihara anjing, pasti akan terganggu jika tidak ada toleransi dari tetangga yang memelihara,” jelasnya.

Baca Juga: Bikin Merinding! Ada Pocong di First Look Film Pengabdi Setan 2: Communion

Halaman:

Editor: Andi Penowo

Sumber: kemenag.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x