Presiden Jokowi Marah; Buku Tulis dan Pensil Impor, Bodoh Sekali Kita

- 25 Maret 2022, 18:41 WIB
Presiden Jokowi menyoroti sejumlah kementerian dan lembaga yang masih gemar impor dalam pengadaan barang dan jasa. Padahal, kebanyakan produk yang diimpor sudah ada dan diproduksi di Indonesia
Presiden Jokowi menyoroti sejumlah kementerian dan lembaga yang masih gemar impor dalam pengadaan barang dan jasa. Padahal, kebanyakan produk yang diimpor sudah ada dan diproduksi di Indonesia /Instagram Presiden Jokowi/

KARANGANYARNEWS – Sejumlah Menteri Kabinet dan Kepala Lembaga menelan pil pahit, Presiden Jokowi meluapkan amarahnya dihadapan mereka.

Kemarahan orang nomor wahid di republik Indonesia ini, terpicu setelah mengetahui masih banyaknya Kementerian dan Lembaga Negara impor barang dan jasa dari luar negeri.

"Saya cek itu, CCTV saja masih beli impor dari luar negeri, di dalam negeri kita khan ada yang bisa memproduksi. Dipikir kita bukan negara maju, CCTV saja impor," tegas Presiden Jokowi.

Baca Juga: Presiden Jokowi Izinkan Mudik Lebaran, Begini Isi Lengkap Pidatonya

Disebutkan juga pengadaan seragam, sepatu, alat kesehatan, alat pertanian bahkan buku tulis, pensil dan ballpoint juga masih impor. Padahal, dia lebih tegaskan lagi, semua produk tadi banyak dibuat di Indonesia.

Demikian disampaikan Presiden Jokowi saat memberikan pengarahan kepada Menteri Kabinet, Kepala Lembaga, Kepala Daerah dan kepala BUMN terkait aksi afirmasi bangga buatan Indonesia di Bali, Jumat 25 Maret 2022.

Dalam pengarahannya, Presiden menyoroti tajam sejumlah Kementerian dan Lembaga yang masih gemar impor dalam pengadaan barang dan jasa. Padahal, kebanyakan produk yang diimpor itu sudah ada dan diproduksi di Indonesia.

Baca Juga: Awal Puasa Ramadhan Beda Lagi, Inilah Penegasan Muhammadiyah

"Barang-barang yang diimpor tadi sudah ada dan telah kita produksi di mana-mana, di berbagai daerah di Indonesia ada. Tapi kok impor. Bodoh sekali kita. Stop, ini jangan diterus-teruskan," tandasnya.

Jokowi juga mengingatkan, pemerintah sudah menetapkan 40 persen anggaran baik APBN maupun APBD digunakan untuk mengangkat pertumbuhan ekonomi dalam negeri. Caranya, membeli produk-produk karya bangsa sendiri seperti produk UMKM.

"Saya minta tidak bisa ditawar-tawar lagi. Dorong UMKM di daerah untuk masuk segera ke e-katalog. Masukkan sebanyak-banyaknya. Kepala daerah, ambil UMKM kita yang kualitasnya baik segera masukkan ke e-katalog. Gunakan anggaran itu untuk membeli produk mereka," tegas Jokowi.

Baca Juga: Adik Jokowi bakal Dinikahi Ketua MK, Begini Respons Gibran

Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo yang juga hadir dalam acara ini mengatakan, arahan presiden sangat clear harus menggenjot pertumbuhan ekonomi dengan kekuatan bangsa sendiri.

"Kalau 40 persen anggaran baik APBN maupun APBD digunakan untuk membeli produk-produk dalam negeri khususnya UMKM, betul-betul bisa menstimulus pertumbuhan ekonomi," katanya.

Ganjar Pranowo sepakat dengan Presiden Jokowi, sudah saatnya Indonesia bangga pada produk dalam negeri. Menurutnya, banyak industri dalam negeri dan UMKM yang produknya tidak kalah dengan produk impor.

Baca Juga: Jelang Ramadhan, Ganjar; Tetap Taati Prokes Ketat dalam Beribadah

"Namun demikian ada juga yang harus kita dampingi apakah izinnya, kapasitasnya, akses permodalannya dan lainnya. Jika 40 persen anggaran digunakan, ini akan menjadi captive market dan produsen bisa memenuhi," ucapnya.

E-katalog, lanjut Gubernur Jawa Tengah, menjadi solusi paling bagus untuk persoalan ini. LKPP sudah membuat terobosan, agar produk dalam negeri maupun produk UMKM bisa masuk ke dalam e-katalog.

"Alhamdulillah di Jawa Tengah sudah berjalan. E-katalog kita sudah jalan bernama Blangkon Jateng. Begitu LKPP punya ide memasukkan UMKM ke e-katalog, kita langsung komunikasi khan sudah berjalan sejak tahun lalu," terang Ganjar Pranowo kepada awak media. ***

Editor: Kustawa Esye


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x