Dalam buku karya Ahmad Gaus tersebut, berisi sembilan bab yang masing-masing membahas mengenai aspek-aspek pemikiran Denny JA seputar femomena agama mutakhir dan spiritualitas.
Bab 1, Iman Berbasis Riset. Bab 2, Manusia: Dengan atau Tanpa Agama. Bab 3, Kitab Suci di Abad 21. Bab 4, Moderasi Beragama dan Kesetaraan Warga. Bab 5, Hijrah Menuju Demokrasi.
Baca Juga: 7 Waterpark di Banyuwangi Paling Top Markotop, Instagramable dan Spektakuler
Bab 6, Perebutan Tafsir Agama. Bab 7, Menggandeng Sains dan Jalaluddin Rumi. Bab 8, Spiritualitas Baru Abad 21, dan Bab 9, Agama: Warisan Kultural Bersama Umat Manusia.
Gaus juga meringkas pemikiran Denny JA seputar agama di era Google dalam sembilan butir. Disebutkan, pentingnya pendekatan kuantitatif untuk membuat perbandingan soal peran agama di masyarakat.
Para arkeolog, berjasa mengkonstruksi ulang kisah agama. Setelah Nabi tiada, tiada pula tafsir tunggal agama dan yang tersisa adalah perebutan tafsir, penting juga kita memilih tafsir yang sesuai dengan prinsip HAM.
Ahmad Gaus juga menunjukkan, bagaimana Islam Eropa mengembangkan tafsir Islamnya sendiri yang sesuai dengan kultur Eropa. Dijelaskan, kita pun di Indonesia tak perlu terikat dengan tafsir kultur Timur Tengah. ***