Network
Baca Juga: Kaesang Nangis saat Sungkeman dan Siraman, Jokowi dan Iriana Sampaikan Pesan Menyentuh
Setelah berjuang keras menahan gempuran Spanyol, tim Walid Reragui telah mengorbankan sebagian besar penguasaan bola untuk menyelesaikan hasil imbang tanpa gol.
Maroko akhirnya melenggang ke babak delapan besar setelah melalui drama adu penalti.
Kiper Yassine Bounou sukses menepis dua tendangan penalti pemain tim Negeri Matador.
Menjadi tim Afrika keempat mencapai delapan besar di Piala Dunia dan yang pertama selama 12 tahun, membuat Education City Stadium menjadi bergemuruh lantaran mayoritas penonton merupakan suporter Maroko.
Melansir Sports Mole, satu-satunya penampilan The Atlas Lions sebelumnya di babak 16 besar terjadi pada 1986.
Baca Juga: Kaesang Pangarep Siraman Hari ini, Digendong dan Disuapi Jokowi-Iriana
Pasukan Reragui tidak hanya membuka jalan baru bagi negara mereka, namun juga dunia Arab.
Dalam prosesnya, Maroko memperpanjang rekor tak terkalahkan di Piala Dunia menjadi lima pertandingan dan mempertahankan clean sheet keenam yang luar biasa dari tujuh pertandingan terakhir.
Dengan kualitas dan komitmen Hakimi, sesama bek sayap Noussair Mazraoui, ditambah bek tengah dan jangkar lini tengah yang tak kenal lelah Sofyan Amrabat, skuat Maroko yang sebagian berasal dari diaspora telah berkembang menjadi salah satu unit pertahanan sepak bola internasional paling tangguh.
