KARANGANYARNEWS - Pelaku ekonomi kreatif atau ekraf di Mandalika, Nusa Tenggara Barat, harus dapat menggali unique selling point produk, terutama ketika masuk dalam ekosistem ekonomi digital, Sehingga produk yang dihadirkan dapat meningkatkan minat masyarakat untuk membeli serta menarik para investor.
Demikian disampaikan Sandiaga Salahuddin Uno, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif / Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, saat membuka Pitching Wirausaha Digital Mandiri Ekonomi Kreatif atau Widuri Ekraf, di Lombok, Rabu 15 Juni 2022.
Acara yang diinisiasi Kemenparekraf / Baparekraf secara hybrid ini membahas beberapa hal yang diharapkan dapat meningkatkan perekonomian bangsa, seperti dilansir dari Siaran Pers Kemenparekraf.
1. Konsumen Perhatikan Beberapa Hal
Baca Juga: 3 Destinasi Seru di Ende, NTT untuk Napak Tilas Peringati Hari Lahir Pancasila
Dalam membeli sebuah produk ekonomi kreatif para konsumen sangat memperhatikan beberapa hal, yakni harga, keuntungan yang ditawarkan, sampai tingkat popularitas produk.
2. Perhatikan Unique Selling Point
Unique selling point menjadi sangat penting dan memegang peranan dalam menghadirkan suatu produk, sebut saja unique selling point yang ditawarkan bisa berupa pemberian label nama brand.
3. Ekraf Dituntut Inovatif
Pelaku ekonomi kreatif juga dituntut lebih inovatif, adaptif, berani mengambil risiko, serta memiliki soft skill yang mumpuni, mengingat pandemi Covid 19 telah mendorong digitalisasi semakin cepat.