Pola asuh orangtua dalam lingkungan keluarga, sangat menentukan nila-nilai yang didapatkan oleh anak. Sehingga kelekatan dan kedekatan dengan pengasuhan di era digital, menjadi pembahasan yang sangat dibutuhkan bagi setiap orangtua, agar tidak gaptek dan memahami aktfitas anak melalui media sosialnya.
Baca Juga: 5 Air Terjun di Gunungkidul, Wisata Air Memukau di Ujung Selatan Jogja
Dua narasumber yang dihadirkan dalam diskusi ini, Arief Wien penggiat perlindungan anak dari Perkumpulan Anak Bumi Indonesia. Satunya lagi Agus Ruyanto, Ketua LSPPA DIY.
Dalam pemaparanya, disampaikan peran orangtua sangat penting dalam mengawasi perilaku anak yang berusia remaja. Penggunaan perangkat digital yang dapat diakses tanpa batas, memang hal yang baik.
Namun demikian, dipaparkan nara sumber tadi juga terdapat ancaman yang bisa saja menjadi dampak buruk pada perilaku anak. “Saat ini anak menggunakan gadget sudah menjadi hal lumrah. Namun pola asuh orangtua menjadi ekstra mengawasi anaknya,” terang Agus Ruyanto.
Baca Juga: Nasib Keberuntungan dan Pasang Surutnya Rejeki Kelahiran Weton Jumat Wage, Menurut Primbon Jawa
Pola komunikasi perlu dibangun dengan kelekatan, agar anak-anak remaja tetap terpantau. Salah satunya, menjadi teman di media sosial. Saling berinteraksi, baik berkomentar maupun membuat konten bersama, merupakan pola komunikasi agar orangtua memahami relasi anak di media sosial.
Peserta yang hadir secara langsung dan daring, sangat merespon kegiatan yang dilakukan Puspaga Kesengsem. Ini pemahaman baru, agar para orangtua juga bisa merespon dan update terkait teknologi.
"Orangtua bisa menyesuaikan diri dengan memahami situasi anak di era digital saat ini,” kata Riri, salah satu peserta diskusi “Mengenal Pengasuhan Antar Generasi” dari Godean.
Baca Juga: Kelahiran Weton Jumat Wage: Waspadai, Jerat Fitnah Dibalik Kemuliaan Misteri Khodam Nyi Roro Kidul