Tawur Agung Kesenga di Candi Prambanan Tanpa Prosesi Ogoh-ogoh

- 2 Maret 2022, 15:58 WIB
Berbeda tahun sebelumnya, prosesi Tawur Agung Kesanga rangkaian memperingati Hari Raya Nyepi yang digelar di Candi Prambanan tahun ini, tanpa ritual mengusung Ogoh-ogoh
Berbeda tahun sebelumnya, prosesi Tawur Agung Kesanga rangkaian memperingati Hari Raya Nyepi yang digelar di Candi Prambanan tahun ini, tanpa ritual mengusung Ogoh-ogoh /Tangkapan Media/

KARNGANYARNEWS - Berbeda dengan upacara Tawur Agung Kesanga sebelumnya, tahun ini rangkaian ritual Hari Raya Nyepi yang digelar di Candi Prambanan ogoh-ogoh dalam prosesinya.

“Agama harus menjadi sumber inspirasi dalam kehidupan berbangsa. Menghormati dan mencintai alam, merupakan roadmap modernisasi kehidupan beragama”.

Demikian disampaikan Wakil Menteri Agama, Zainut Tauhid Saadi menyambut acara Tawur Agung Kesanga, dalam rangkaian Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1944, bertepatan tahun 2022 menerut penanggalan tahun Masehi.

Baca Juga: Misteri Speaker Toa di Stabelan, Pamali Dibunyikan Saat Erupsi Merapi

Acara Tawur Agung Kesanga yang digelar di Candi Prambanan, Rabu 02 Maret 2020 pagi, diikuti 800 umat Hindu perwakilan dari Provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogjakarta (DIY).

Ritual ini diawali prosesi mendak tirta dan bethara, berkeliling mengitari pelataran Candi Prambanan. Tawur Agung Kesanga tahun ini, tanpa prosesi mengusung ogoh-ogoh

Ketua Tawur Agung Kesanga, Kolonel Inf. Putra Widiastawa menuturkan, ritual Tawur Agung Kesanga dilaksanakan berdasarkan Pustaka Suci Agama Hindu dan menyesuaikan kearifan lokal.

Baca Juga: Katuranggan; Gairah Asmara Wanita dari Wajah dan Posturnya

Peringatan Hari Raya Nyepi, sebagai aktualisasi nilai-nilai Tat Twam Asi, dalam moderasi beragama menuju Indonesia tangguh. Menurutnya merupakan doa keselamatan bangsa agar pandemi Covid-19 segera sirna.

“Tema kegiatannya, aktualisasi nilai-nilai Tat Twam Asi menuju keselamatan bangsa agar pandemi Covid-19 berakhir. Diharapkan juga, negara damai aman terus meningkatkan pembangunan menuju Indonesia tangguh,” kata dia.

Menurut Kolonel Inf. Putra Widiastawa, tema ini juga mengingatkan seluruh umat Hindu. Sebagai makhluk sosial, tidak bisa bekerja dan hidup sendiri. Mereka saling membutuhkan orang lain, terlebih saat ini masih pandemi covid19 ini.

Baca Juga: Primbon Jawa; Rabu Pahing, Inilah 10 Aura Pemikat Simpati dan Empatimu

Sejalan konsep dasar agama Hindu, Tat Twam Asi yang diambil dari  Bahasa Sanksekerta, diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia menjadi ‘Ia adalah kami, anda adalah kami dan kita semua bersaudara’.

"Ini menandaskan kita lebih mengendepankan aset sosial," tandasnya. Dalam momentum berbahagia ini, pihaknya mengajak seluruh umat Hindu menjaga bangsa, dengan memahami dan mengamalkan ajaran agama secara toleran.

Implementasinya, lanjut dia kepada awak media, lebih mengedepankan pemahaman agama secara fleksibel, tidak kaku serta pemahaman agama yang satu sisi sangat liberal.

Baca Juga: Suksesi Pura Mangkunegaran, GPH Bhre Cakrahutomo Pewaris Tahta

Dalam peringatan Hari raya nyepi, di luar Catur Bratha Penyepian ada dua kegiatan besar. Ritual Tawur Agung Kesanga dan seremonial Dharma Sesanti, agenda kedua dilaksanakan secara hibrid bulan April mendatang, di Jakarta. ***

Editor: Kustawa Esye


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah