Survai BI Solo : 7% Pondok Pesantren Miliki Unit Usaha Sektor Pertanian

- 17 November 2021, 22:12 WIB
Pelatihan peningkatan kesuburan tanah, Rabu (17/11/2021), di Pondok Husnul Khotimah Desa Ngemplak, Karangpandan, Karanganyar
Pelatihan peningkatan kesuburan tanah, Rabu (17/11/2021), di Pondok Husnul Khotimah Desa Ngemplak, Karangpandan, Karanganyar /Langgeng Widodo/

KARANGANYARNEWS-Kepala perwakilan Bank Indonesia Solo Nugroho Joko Prastowo mengatakan, sekitar 7% Ponpes memiliki unit usaha di sektor pertanian untuk memenuhi kebutuhan pangan sendiri atau dikembangkan sebagai unit usaha untuk menopang kemandirian ekonomi pesantren.

Namun, kata Joko, sektor pertanian saat itu menghadapi kendala berupa ketidakseimbangan ekosistem akibat pola budidaya yang tidak ramah lingkungan sehingga produktivitas lahan semakin menurun dan kelestarian alam menjadi terganggu.

Nah, salah satu pendampingan Bank Indonesia Solo adalah mendorong klaster dan UMKM binaan, termasuk Ponpes, di sektor pertanian untuk mengembangkan budidaya tanam ramah lingkungan.

"Salah satu upayanya adalah melalui pelatihan peningkatan kesuburan tanah dengan mengoptimalkan fungsi mikro organisme," kata Joko ketika membuka pelatihan perbaikan kesuburan tanah.

Pelatihan selama tiga hari, yang dimulai Rabu (17/11/2021) di Pondok Husnul Khotimah Desa Ngemplak, Karangpandan, Karanganyar itu diikuti 21 Ponpes se-Solo Raya di bawah koordinasi Himpunan Ekonomi dan Bisnis Pesantren (HEBITREN) Solo Raya.

Pelatihan bekerja sama dengan Komunitas Bunkaination Indonesia di Malang, yaitu komunitas petani yang berkomitmen menjaga kelestarian lingkungan dengang moto “kita jaga bumi, bumi jaga kita”.

"Filosofi ini mengandung makna bahwa pertanian yang menjaga alam akan lebih berkah dan mendapatkan hasil yang optimal," jelas Joko.

Pertanian tersebut, lanjut Joko, mengkampanyekan santri tani mandiri dan tidak bergantung pada produk buatan pabrik. Input produk pertanian dilakukan secara mandiri mulai dari pembuatan pupuk dan pestisida organik.

Santri Jogo Bumi, kata Joko, mendorong pesantren melaksanakan sistem pertanian organik yang dapat meningkatkan ketahanan tanaman dari hama penyakit, sehingga mendukung peningkatan produktivitas tanaman. Selain itu, biaya produksi pertanian menjadi lebih efisien, dan produk menjadi lebih aman dikonsumsi.
.
"Tujuan pelatihan adalah mendorong terciptanya sustainable farming yang dapat meningkatkan produktivitas, efisiensi biaya produksi serta menjaga kelestarian dan keseimbangan alam."

Halaman:

Editor: Langgeng Widodo


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x