Minyak Dunia Melonjak Akibat Konflik Rusia-Ukraina, Harga Pertalite Tak Naik

- 12 Maret 2022, 12:05 WIB
Pemerintah dan PT Pertamina (Persero) memastikan bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite tidak naik, meski minyak mentah dunia terus melonjak akibat konflik Rusia-Ukraina. (Foto ilustrasi: Dok. Pertamina)
Pemerintah dan PT Pertamina (Persero) memastikan bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite tidak naik, meski minyak mentah dunia terus melonjak akibat konflik Rusia-Ukraina. (Foto ilustrasi: Dok. Pertamina) /

KARANGANYARNEWS – Pemerintah dan PT Pertamina (Persero) memastikan bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite tidak naik, meski minyak mentah dunia terus melonjak akibat konflik Rusia-Ukraina. Hal ini dilakukan guna menjaga daya beli masyarakat yang saat ini banyak menggunakan BBM bersubsidi itu.

Menurut Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan, Isa Rachmatarwata, risiko global mengalami eskalasi akibat konflik Rusia-Ukraina dan akhirnya memengaruhi kenaikan harga tinggi atas komoditas energi, baik minyak mentah, batu bara, hingga gas.

“Peningkatan harga minyak mentah dunia tentunya berdampak terhadap APBN,” kata Isa Rachmatarwata di Jakarta, dilansir dari laman resmi Pertamina, Sabtu, 12 Maret 2022.

Baca Juga: Dibalik Tewasnya Dokter Sunardi, Ketua Satgas IDI; Melukai Pengharap Keadilan

Secara keseluruhan, kenaikan harga komoditas, termasuk Indonesian Crude Price (ICP) memang berdampak positif terhadap pendapatan negara, terutama PNBP.

Namun demikian, kenaikan harga komoditas juga berdampak terhadap belanja negara.

“Terutama subsidi energi yang menjadikan ICP menjadi salah satu parameter utama dalam perhitungannya,” urai Isa Rachmatarwata.

Pemerintah sendiri akan terus memantau pergerakan harga minyak dunia dan mengukur dampaknya terhadap APBN.

Pemerintah akan mengambil kebijakan yang diperlukan secara menyeluruh dengan melihat dari sisi potensi penerimaan negara, beban terhadap belanja negara serta konsekuensi terhadap pembiayaan anggaran.

Baca Juga: Primbon Jawa; Sederet Wirausaha Pendulang Rejeki Sabtu Pahing

Tentu saja, imbuh Isa Rachmatarwata, “Dengan tetap mempertimbangkan kondisi sosial ekonomi masyarakat yang saat ini baru pulih dari dampak pandemi Covid-19.”

Pihaknya juga menegaskan, pemerintah akan terus melakukan monitoring perkembangan perekonomian, termasuk volatilitas harga komoditas terkini dalam rangka antisipasi kebijakan.

“Pemerintah akan memastikan respons kebijakan mengutamakan stabilitas perekonomian nasional dan menjaga suplai barang kebutuhan pokok masyarakat, baik pangan maupun energi, serta menjaga keberlanjutan fiskal yang mendukung dunia usaha,” jelas Isa Rachmatarwata.

Mendukung upaya stabilitas perekonomian nasional, Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero), Fajriyah Usman, menjelaskan Pertamina sebagai BUMN berperan dalam mengelola energi nasional juga sangat mempertimbangkan kondisi sosial ekonomi masyarakat dalam penetapan harga produk BBM.

Baca Juga: Awas! Bikin Onar MotoGP Mandalika, Polisi Siap Lakukan Tindakan Tegas Terukur

“Kami sepenuhnya mendukung kebijakan pemerintah dalam pemulihan ekonomi nasional, sehingga meski harga minyak dunia menembus US$ 130 per barel, Pertamina terus berkoordinasi dengan pemerintah untuk memutuskan harga Pertalite akan tetap di harga jual Rp7.650 per liter,” ucapnya.

Menurut Fajriyah Usman, harga tersebut tidak berubah sejak tiga tahun terakhir dan saat ini porsi konsumsi Pertalite adalah yang terbesar atau sekira 50% dari total konsumsi BBM nasional.

Dengan begitu, pemerintah terus melakukan pembahasan untuk skenario kompensasi Pertalite agar stabilisasi harga dapat terjaga. ***

Editor: Andi Penowo

Sumber: Pertamina


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x