Menyibak Misteri Siluman Harimau Putih Penjaga Punden Boncolono Gunung Lawu

17 Maret 2022, 20:40 WIB
Komplek punden Boncolono yang diyakini dijaga sosok harimau putih gaib /Klasik Herlambang/Karanganyar News

KARANGANYARNEWS - Sosok siluman harimau putih disebut-sebut menjadi penjaga gaib punden Boncolono, yang beberapa hari belakangan kerap disebut masyarakat.

Ini setelah Gubernur Ganjar Pranowo mengambil air dari tempat ini sebagai bagian dari ritual Kendi Nusantara yang digelar Presiden Joko Widodo di lokasi Ibu Kota Nusantara (IKN).

Bagi para pelaku spiritual, punden Boncolono memang dipandang memiliki keistimewaan. Karenanya tak salah bila Ganjar Pranowo mengambil air dari punden yang berada di lereng Gunung Lawu ini.

Berada di Desa Gondosuli, Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar punden Boncolono memang kerap menjadi jujugan para pelaku ritual, termasuk para pejabat dan bahkan presiden.

Baca Juga: Kampanyekan Bebas Daging Anjing, Ganjar Terima Penghargaan DMFI

Punden yang berada di perbatasan wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur ini juga diyakini sebagai salah satu tempat bersemayamnya penjaga gaib Gunung Lawu.

Hal ini diwujudkan dalam bentuk patung seekor harimau putih yang ditempatkan dalam cungkup tersendiri di komplek punden.

Diberi nama Eyang Singo Sinebahing Dilah, sosok ini diyakini sebagai perwujudan dari binatang peliharaan Ki Ageng Boncolono.

Sedangkan Ki Ageng Boncolono sendiri adalah sosok yang diyakini sebagai penjaga kawasan Gunung Lawu.

Baca Juga: Jateng Siaga Bencana, Ganjar; BPBD Lebih Intensifkan Patroli Daeah Rawan

Dengan peran sebagai penjaga atau juru kunci dari sebuah tempat yang sangat keramat, Ki Ageng Boncolono dibantu oleh sesosok harimau siluman berwarna putih, yang bernama Eyang Singo Sinebahing Dilah.

Dan kerja sama di antara keduanya benar-benar membuat kawasan Gunung Lawu tetap terjaga dengan baik. Baik secara fisik maupun spiritual.

Karena itulah pada saat terjadi konflik antara Kerajaan Demak dengan Majapahit, Prabu Brawijaya V memilih untuk mengasingkan diri ke kawasan Gunung Lawu.

Baca Juga: Ultah ke-40, Dian Sastro Dapat Kado Nyeleneh dari Gengnya

Bahkan meski dikejar-kejar oleh pasukan Demak, dia tetap bisa lolos. Yang mana salah satunya adalah karena bantuan dari Ki Ageng Boncolono.

Tak hanya itu. Ki Ageng Boncolono juga diceritakan menyelamatkan salah satu putra Prabu Brawijaya yang bernama Raden Segugur, dari sergapan pasukan Demak, saat mencoba mengikuti jejak sang ayah di Gunung Lawu.

Saat itu tiba-tiba saja kabut tebal turun menyelimuti tubuh Raden Segugur, sehingga menghalangi pandang pasukan Demak.

Dan yang lebih mengejutkan adalah munculnya sesosok harimau putih yang berukuran sangat besar, dan bersiap menyerang siapa saja yang ada di depannya.

Baca Juga: Melacak Jejak Presiden SBY di Pertapaan Bancolono Gunung Lawu

Kontan saja para pasukan Demak itu kocar kacir meninggalkan kawasan Gunung Lawu. Mereka ketakutan dengan sosok harimau siluman itu.

Sebab tombak dan anak panah yang dilesakkan ke tubuhnya, tidak bisa sedikitpun melukai kulitnya. Sehingga mereka memutuskan pulang kembali ke Demak dan Raden Segugur pun selamat.

Raden Segugur kemudian dikabarkan mengikuti jejak Prabu Brawijaya, yaitu muksa di sekitar puncak Gunung Lawu.

Sebagai sebuah bentuk penghormatan tersendiri pada sosok Eyang Singo Sinebahing Dilah, maka di komplek punden Eyang Boncolono dibuatkan juga cungkup untuk sosok harimau gaib itu.

Baca Juga: Hati-Hati..! Arwah Bayi Hasil Aborsi Akan Mengikuti Sang Ibu Selamanya

Sebuah patung harimau berukuran cukup besar tampak dipasang di ruangan utama cungkup itu, bersebelahan dnegan sebuah pedupaan yang hampir tak pernah berhenti mengepulkan asap wangi.

Sedangkan di ruangan yang lain terdapat sebuah mata air yang diberi nama Sendang Lanang.

Sebelum melakukan ritual, para pengunjung dianjurkan untuk bersuci di sendang ini.

Sebab selain bisa membersihkan segala macam kotoran fisik yang melekat, kesejukan air sendang ini mampu membuat hati benar-benar tenang. Sehingga ritual yang akan dijalankan bisa maksimal.

Baca Juga: Sindir Minyak Goreng Langka, Iwan Fals Rilis Lagu Kocak Tembak Saja Mafia

“Kalau mau ritual sebaiknya kita bersuci dulu. caranya bisa berwudhu atau sekedar cuci tangan kaki dan muka saja. Yang penting tetap membersihkan diri. Supaya apa yang menjadi hajat kita benar-benar bisa tercapai. Sebab saat tubuh dan hati bersih, maka doa yang kita panjatkan pasti akan dikabulkan Tuhan,” jelas spiritualis asal Magetan, Edi Ristiono.

Edi juga menyebutkan bahwa ada banyak hal yang biasa dipanjatkan oleh para pengunjung di punden ini.

Dan banyak di antara mereka yang datang, tujuannya adalah untuk merubah nasib, agar menjadi lebih baik.

"Makna Sinebahing Dilah sendiri dalam bahasa Jawa adalah menebarkan terang. Sehingga diharapkan dengan ritual di punden Ki Ageng Boncolono bisa mendapatkan jalan yang terang ke depannya," tandas Edi.***

Editor: Langgeng Widodo

Tags

Terkini

Terpopuler