Tausiah Hari Ini; Kisah Penista Adzan di Jaman Rasulullah

31 Mei 2022, 17:09 WIB
Drs. H. Moch Isnaeni, M.Pd. /dok pribadi/

Tausiah |.| Ustadz Moch Isnaeni

SUATU hari Abu Mahdzurah berada dalam suatu rombongan yang kala itu berada di sebagian jalan Hunain, sedangkan Rasulullah SAW baru saja pulang dari Hunain.

Rombongan Abu Mahdzurah pun sempat bertemu Rasulullah SAW di sebagian jalan, saat itu tukang adzan Rasulullah mengumandang adzan di dekat beliau untuk shalat.

Jangankan mendekati suara adzan tersebut. Rombongan Abu Mahdzurah malah menjauhinya, bahkan mereka berteriak-teriak menirukan suara adzan sambil mengejek-ngejek.

Baca Juga: Tausiah Hari Ini; Inilah Risalah Syariat Mengucapkan Insya Allah

Rasulullah SAW pun mendengar suara mereka, beliau kemudian mengutus seseorang untuk memanggil mereka agar menghadap Rasulullah SAW. Tak lama setelah itu, rombongan itu sampai di hadapan Rasululullah SAW.

Rasulullah pun bertanya, “Siapa di antara kalian yang aku dengar keras suaranya?”

Semua orang menunjuk Abu Mahdzurah, dan Abu Mahdzurah pun tak dapat mengelaknya. Saat itu, Rasulullah membebaskan semua anggota rombongan kecuali Abu Mahdzurah.

Rasulullah kemudian berkata, “Berdiri dan adzanlah untuk shalat!”

Baca Juga: Catat dan Amalkan, Wirid Tolak Miskin Ala KH Maimoen Zubair

Abu Mahdzurah pun berdiri. Saat itu, ia merasa benci dan malu dengan perilaku Rasulullah kepadanya. Pasalnya, Rasulullah mengajarinya adzan secara langsung.

“Ucapkanlah ‘Allahu Akbar’ dan seterusnya,” sabda Rasul kepada Abu Mahdzurah.

“Ulangi dan panjangkanlah suaramu! Katakan ‘Asyhadu an la ilaha illallah’ sampai akhir,” tambah Rasulullah lagi.

Setelah kumandang adzan selesai, Rasulullah kemudian memanggil Abu Mahdzurah kembali. Beliau memberinya sebuah kantong berisikan perak, setelah itu Rasulullah meletakkan tangannya ke ubun-ubun Abu Mahdzurah dan menggerakannnya ke wajah hingga melewati dadanya.

Baca Juga: Wajib Dihindari; Inilah Penyebab Rezeki Mampet, Kendati Rajin Sholat

Ketika tangan Rasulullah sampai di pusar Abu mahdzurah, beliau kemudian berdoa, “Barakallah fiik, wa baaraka alaika” (Mudah-mudahan Allah senantiasa melimpahkan keberkahan untukmu).

Setelah mendengar doa Rasulullah tersebut, nampaknya Abu Mahdzurah mulai sadar akan kesalahannya. Ia berusaha melakukan sesuatu yang bisa menebus kesalahannya. Ia kemudian meminta sesuatu kepada Rasul, “Wahai Rasulullah, perintahkanlah aku untuk adzan di Mekkah.”

“Aku perintahkan kamu adzan di Makkah,” jawab Rasulullah. Mendengar permintaannya dikabulkan, hilanglah semua rasa benci Abu Mahdzurah dan yang tersisa hanyalah cinta kepada kekasih Allah tadi.

Baca Juga: Sentilan Gus Baha kepada Orang yang Minta Didoakan Hajinya Mabrur

Setelah peristiwa itu berlalu, Abu Mahdzurah menemui Attab bin Asid pekerja Rasulullah SAW di Makkah. Abu Mahdzurah pun mengumandangkan adzan di Mekkah, sesuai perintah Rasulullah SAW. ***

Drs. H. Moch Isnaeni, M.Pd. |.| Ketua Majelis Pustaka dan Informasi (MPI)  Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM), Ketua Komisi Dialog FKUB, Pembina DDII, Sekretaris Dai Kamtibmas Polres dan praktisi dakwah media cetak maupun online di Kabupaten Klaten.

Editor: Kustawa Esye

Tags

Terkini

Terpopuler