Demi Sesuap Nasi, Mbah Tumi dan Mbah Sumi Abaikan Ancaman Lahar Merapi

- 9 Desember 2021, 09:20 WIB
Abaikan erupsi lahar Gunung Merapi, demi sesuap nasi dua perempuan lanjut usia nekat menambang pasir di Kali Apu Desa Tlogolele, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali
Abaikan erupsi lahar Gunung Merapi, demi sesuap nasi dua perempuan lanjut usia nekat menambang pasir di Kali Apu Desa Tlogolele, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali /SmSolo/

Terkait resiko terburuk banjir lahar, dikarenakan sungai tempatnya menggais rejeki berhulu dari puncak Gunung Merapi, dan termasuk zona paling rawan erupsi, berdampak banjir lahar dingin maupun lahar panas.   

Kepada awak media, Mbah Tumi mengaku sangat memahami resiko terburuknya,  setiap saat menimpa dirinya. Terlebih, belakangan ini selain Gunung Merapi sering erupsi menyemburkan awan panas, intensitas curah hujan juga kian tinggi.

Baca Juga: Bus Pariwisata Nggoling di Demak, Sejumlah Penumpang Terkapar

“Bukannya tidak khawatir. Lah kalau tidak nambang pasir tidak dapat beli beras dan sayurnya, terpaksa tetap melakukannya. Penting senantiasa waspada,” kata dia pasrah kepada Allah Yang Maha Kuasa.

Hal senada juga disampaika Mbah Sumi, 70 tahun. Warga Dukuh Takeran, Desa Tlogolele, Kecamatan Selo ini bahkan mengaku tidak takut peningkatan aktivitas Gunung Merapi, juga makin tingginya curah hujan sejak tiga bulan terakir.

Dia sadari, pekerjaan menambang pasir yang setiap hari ditekuninya sangat beresiko, terutama jika erupsi Gunung Merapi dan berdampak banjir lahar panas maupun lahar dingin.

Baca Juga: Primbon Jawa, 8 Karir Profesi Paling Hoki Teruntuk Kamis Wage

Namun demikian, Mbah Sumi juga tidak punya pilihan meraih rupiah dari pekerjaan lain. Dia mengaku tidak punya ladang untuk ditanami sayuran, sebagaimana sebagian besar warga di Kecamatan Selo lainnya.

“Kalau tak menambang pasir dapat mencukupi kebutuhan hidup dari mana,” katanya. Karena usianya kian tua dan tenaganya semakin melemah, bersama Mbah Tumi tidak setiap hari mendapatkan satu rit pasir.

Setiap satu rit pasir sungai, menurutnya terjual Rp 100.000. Itu pun, perolehannya harus dibagi dua dengan Mbah Tumi. ***

Halaman:

Editor: Kustawa Esye


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah