Tak Disangka, Celana Dalam Ternyata Bisa untuk Menemukan Korban Tenggelam

- 24 Maret 2022, 17:02 WIB
Ilustrasi Kecelakaan Kapal
Ilustrasi Kecelakaan Kapal /RRI

Setelah kain putih berisi barang pribadi (celana dalam) itu selesai diasapi di atas dupa dan kemenyan, selanjutnya isinya dikeluarkan.

Benda itu selanjutnya dicelupkan ke air laut yang tepat berada di bawah batu punden dan dipukul-pukulkan sebanyak 3 kali di atas batu yang disebut Watu Dukun itu.

“Setelah dicelupkan dan diangkat, selanjutnya benda itu dipukul-pukulkan sebanyak tiga kali ke batu punden sambil mengucapkan kata balik (kembali) setiap kali memukulkan. Makanya ada orang yang menyebut punden ini dengan nama watu kecrot, karena salah satu ritualnya adalah adanya benda yang dikecrotkan (dipukulkan) di batu itu,” papar Mbah Setu.

Ritual memukulkan celana dalam ke batu tersebut adalah prosesi terakhir yang harus dilakukan di punden Watu Dukun.

Namun hal itu bukan berarti bahwa keseluruhan prosesi telah selesai semuanya. Menurut Mbah Setu ada satu hal yang juga tidak boleh dilupakan sebagai bagian dari keseluruhan prosesi ritual pemanggilan tersebut.

Satu hal yang tidak boleh dilupakan adalah mengadakan selamatan berupa tumpeng lengkap dengan panggang ayam dan urap-urap serta sayur lodeh sepulang dari punden.

Baca Juga: Aneh, Warga Sekitar Telaga Jonge Gunung Kidul Tidak Berani Saling Besanan. Ada Apa..?

Kedahsyatan ritual inipun akhirnya benar-benar terbukti. Tiga hari setelah dilakukan ritual di punden Watu Dukun, jasad Parjo dan Riyanto ditemukan warga berada di sekitar lokasi punden.

Dan meski beberapa bagian tubuhnya terlihat rusak karena dimakan binatang laut, namun hal itu cukup melegakan Tini. Sebab dia masih tetap bisa bertemu dan menguburkan jasad suaminya itu.

Apa yang dialami Tini sebenarnya bukanlah hal yang baru di masyarakat.

Halaman:

Editor: Langgeng Widodo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah