Membangun Peradaban Bangsa dari Lingkup Keluarga

- 3 April 2022, 20:40 WIB
Ustadz Drs. H. Moch Isnaeni, M,Pd.
Ustadz Drs. H. Moch Isnaeni, M,Pd. /dok pribadi/

Namun, cita-cita itu tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Ada begitu banyak proses yang harus dilalui, dan proses itu dimulai sejak dini. Maka dari itu, menjadi ibu adalah kemuliaan. Tapi sangat disayangkan, terkadang sebagian wanita menolak gelar kemuliaan itu demi kesibukan kerja.

Peran ibu, khususnya di kota-kota besar sudah banyak tergantikan oleh babby sitter. Ada juga sebagian diasuh oleh neneknya. Tantangan di era ini sangatlah berat untuk menghindarkan anak terhadap perkembangan moralitas sang anak. 

Bisakah kita memejamkan mata ketika menyaksikan goyangan erotis seorang artis yang begitu bebas menghias layar kaca yang dengan mudah ditonton oleh semua orang?

Baca Juga: Memaknai Filosofi ‘Gusti Allah Mboten Sare’

Bisakah kita pejamkan mata, ketika dunia perfilman di negeri ini bangga menampilkan artis film dengan penampilan yang seronok di dalam negeri dengan jumlah muslim terbesar ini?

Dalam mengantisipasi efek buruk dari gejolak jiwa remaja yang sering kali naik turun. harusnya menjadi tanggungjawab bersama.

Sebagai orang tua yang bijak pastinya tidak menyalahkan kaum muda semata ketika mereka terlanjur terjerat perangkat maksiat. Terkadang, maksiat sang anak turut menyebabkan orangtua ikut dituntut di pengadilan Allah kelak. 

Baca Juga: Jangan Remehkan Doa, Hanya Dengan Doa Keajiban Allah Tiba

Marilah kita mulai menganggap anak sebagai sahabat, ketika dia sudah beranjak ke usia dewasa. Memperlakukan mereka seperti anak kecil di usia yang telah beranjak remaja atau dewasa, tentu bukan sikap yang bijak.

Tanpa mengesampingkan peran penting seorang ibu dalam keluarga, bijaksana memang seharusnya diamanahkan kepada sosok ayah, sebagai seorang pejuang sejati yang takkan merelakan buah hatinya lemah.

Halaman:

Editor: Kustawa Esye


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah