Film Lebaran: Negeri 5 Menara, Kisah Santri Gontor Man Jadda Wajadda

- 29 April 2022, 04:23 WIB
Negeri 5 Menara.
Negeri 5 Menara. /IMDb

KARANGANYARNEWS - Hari raya Idul Fitri tiba. Inilah saatnya berkumpul dengan keluarga.  Merayakan Lebaran tidak harus diisi full dengan liburan atau wisata.

Di rumah pun, kalian bisa merayakan lebaran bersama keluarga. Salah satunya dengan nonton film-film bertema keluarga, religi, dan lebaran.

Banyak film drama keluarga maupun religi baik lama maupun baru bisa dinikmati bersama keluarga. Apalagi salah satu makna lebaran atau Idul Fitri adalah mempereratkan lagi tali persaudaraan yang bisa jadi sudah renggang karena kesibukan masing-masing.

Baca Juga: Film Lebaran: Ayat-ayat Cinta 1, Kisah Cinta Berbalut Religi yang Fenomenal

Berikut ini film-film bergenre drama keluarga dan religi yang cocok dinikmati bersama keluarga di masa lebaran:

Negeri 5 Menara

Film Negeri 5 Menara meruakan film lawas yang dirilis prtama kali tahun  2012. Film religi ini diangkat dari novel laris Ahmad Fuadi berjudul sama.

Menceritakan kisah perjalanan enam santri dari enam daerah berbeda di Pesantren Madani, Ponorogo, Jawa Timur. Fokus cerita pada kehidupan santri Alif.

Alif lahir di sebuah kampung kecil di pinggir Danau Maninjau yang selama ini tidak pernah keluar dari luar tanah kelahirannya. Ia ingin kuliah di Institut Teknologi Bandung (ITB).

Baca Juga: Film Lebaran: Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini, Ketika Rahasia Keluarga Terungkap

Namun, ibunya ingin Alif masuk pesantren agar bisa bermanfaat seperti Bung Hatta dan Buya Hamka. Konflik bathin melalui dialog sang ayah, ibu dan Alif dalam bahasa Minang  dan melalui visual yang realistis.

Meski sempat ngambeg, apa mau dikata Alif pun harus menuju Pondok Madani, sebuah pesantren di Ponorogo, Jawa Timur, jauh dari kampung halamannya.

Di Pondok Pesantren itu kisah Negeri 5 Menara dimulai. Di kelas hari pertamanya, Alif sudah terkesima dengan kalimat Man Jadda Wajadda dari Ustadz Salman.

Baca Juga: Film Lebaran: Keluarga Cemara, Potret Kehangatan Keluarga dalam Kondisi Apapun

"Ingat, bukanlah yang tajam. Siapa yang bersungguh-sungguh, dia lah yang berhasil,” katanya.

Alif juga terheran-heran mendengar komentator sepakbola berbahasa Arab, anak menggigau dalam bahasa Inggris, merinding mendengar ribuan orang melagukan Syair Abu Nawas.

Pondok Madani yang terkesan kampungan dengan berbagai peraturan ketat semakin mematahkan semangat Alif. Pemberontakannya pun mempertemukannya dengan teman-teman dari berbagai daerah.

Baca Juga: Film Lebaran: Sampai Jadi Debu, Kisah Kesetiaan yang Bikin Termehek-mehek   

Melalu hukuman jewer berantai, Alif berteman dekat dengan Raja dari Medan, Said dari Surabaya, Dulmajid dari Sumenep, Atang dari Bandung dan Baso dari Gowa.

Di bawah menara masjid yang menjulang, mereka kerap menunggu maghrib sambil menatap langit senja. Awan-awan yang berarak seperti menjelma menjadi negara impian masing-masing.

Mantra Man Jadda Man Jadda Wajadda menumbuhkan semangat dan kesungguhan meraih cita-cita, hingga akhirnya mereka sukses dalam kehidupannya masing-masing.***

 

Editor: Ken Maesa Pamenang


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah