Ngaji Bareng |.| Ustadz Drs. H. Moch Isnaeni, M.Pd.
PARA nabi dan rasul, begitu juga Rasulullah Muhammad SAW mengajarkan keseimbangan hidup antara dunia dan akhirat.
Dengan prinsip keseimbangan yang mereka ajarkan, umat manusia dapat menemukan jalan hidup yang lurus, benar dan akan terhindar dari sikap berlebihan maupun meremehkannya.
Cendikiawan Muslim Turki, Muhammad Fethullah Gulen menjelaskan, sikap meninggalkan dunia dan menyepi di kuil atau gereja seperti yang dilakukan para pendeta, bukanlah sesuatu yang dianjurkan dalam syariat Islam.
Baca Juga: Mengungkap Misteri Dibalik Rahasia Allah; Rejeki, Jodoh dan Ajal
Begitupun Islam melarang untuk bergaya hidup yang larut tenggelam dalam gemerlap dunia, menjadikan diri sebagai budak materi sehingga melupakan Allah. Menurut Fethullah Gulen, terbaik adalah mampu menyeimbangkan keduanya dalam menjalani kehidupan.
“Jalan terbaik di antara semua itu adalah dengan menempuh jalan tengah, dan itu tidak dapat dilakukan tanpa adanya petunjuk wahyu. Akal dan naluri manusia, tidak akan mampu menemukan keseimbangan hidup”.
“Bahkan ilmu pengetahuan sekalipun takkan mampu mengantarkan manusia ke tujuan atau mengangkatnya ke pemahaman atas keseimbangan antara dunia dan akhirat.”
Baca Juga: Khutbah Sholat Idul Fitri 1443 H; Islamofobia Musuh Bangsa yang Beradab