Baca Juga: Tausiah Hari Ini; Bersyukur, Syariat Syari Mencintai Diri Sendiri
Semakin dewasa, ujian pun makin bertambah ketika berinteraksi dengan lingkungan dan orang lain. Ternyata, tidak semua orang bersikap baik, bahkan ada yang menyakitinya atau berbuat jahat terhadapnya.
Seperti pada ayat di atas, ujian tak mesti berbentuk sesuatu yang buruk. Lahir dalam lingkungan yang berada, dengan asupan makanan dan gizi yang baik, dirawat dengan baik, itu juga ujian.
Apakah kelak dari semua kebaikan dan keberuntungan itu ia akan menjadi pribadi yang bersyukur, mengenal Allah, baik terhadap orang lain, tertanam rasa empati dan simpati terhadap orang lain yang tak seberuntung dirinya atau tidak.
Baca Juga: 22 Tahun Menabung 11 Tahun Tertunda, Kisah Tukang Tambal Ban Boyolali Naik Haji
Apakah akan menjadi pribadi yang saleh atau sebaliknya, menjadi pribadi yang individualis, egois, angkuh, dan tak peduli dengan sesama.
Orang beriman yang menyadari posisi dirinya dalam hidup, akan melihat keburukan dan kebaikan sebagai kesempatan emas untuk tetap istiqomah dalam kebaikan.
Ketika didera keburukan, ia akan tetap ingat Allah, tetap baik dalam hubungan sosial dan bersabar dengan apa yang dialami.
Baca Juga: Awas! Jangan Lakukan Dua Dosa Ini di Bulan Ramadhan, Begini Penjelasan Gus Baha
Demikian juga ketika merasa berada dalam kebaikan, kehidupan yang nikmat tak kekurangan, dan serba cukup dia akan menyadari ada orang-orang yang tidak sebaik dirinya.