Lelaki itu lalu bertanya padanya, “Apa yang kau lakukan ketika meninggalkanku?” Anak itu menjawab;
“Kudapatkan kebaikan yang sangat banyak setelah meninggalkanmu. Setelah meninggalkanmu, aku berjalan di antara pedang dan kepalamu sebanyak tiga kali, namun ilmu telah menghalangiku dari membunuhmu“. (Diriwayatkan oleh Bukhari dalam Adabul Mufrod Bab 266. Hasan secara sanad)
Baca Juga: Din Syamsudin; Kegelisahan Syafii Maarif Terungkap Kritis Tapi Menggelitik
Sebagaimana dijelaskan dalam Syarh Shohih Adabil Mufrod (Husein Al ‘Uwaisyah, 2/230), wanita bekas budaknya tadi dengan pria yang tertidur di sampingnya adalah masih mahrom.
Ketauladan yang sangat dalam pada hadist di atas, setidaknya terdapat empat hal yang harus kita catat dan diamalkan.
Pertama;
Dalam hadist tadi terdapat ajakan kepada kita semua untuk bertakwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, bersikap sabar dan tidak tergesa-gesa.
Baca Juga: Prof. Rizal Sukma; Muhammadiyah Perlu Dirikan Pusat Kajian Perdamaian Dunia
Kedua;
Dengan bekal ilmu, seseorang bisa menahan dirinya dari tindakan maksiat dan kecerobohan yang terpicu karena ketidak sabaran.