"Cahaya itu lampu. Kalau dia harus panas, tapi dia itu tetap berusaha menerangi sekelilingnya. Jadilah orang yang bermanfaat untuk sekelilingmu," ungkap Joko Susanto menjelaskan filosofi Jawa dianutnya.
Ketiga, luber tanpa kebak, yakni sebanyak apa pun harta maupun ilmu, termasuk paras fisik, jangan sampai terlihat.
"Tetap sederhana, tetap biasa saja supaya penyakit hati nggak nongol. Kesombongan, iri dan dengki, keinginan yang berambisi berapi-api, jadi itu sifatnya yang nggak benar," terang dia. ***