Pandemi, Stres, dan Tak Punya Uang, Banyak Warga Malaysia Bunuh Diri

- 2 Juli 2021, 18:49 WIB
Ilustrasi bunuh diri. Kenali tanda-tanda orang ingin bunuh diri dan cara mencegahnya.
Ilustrasi bunuh diri. Kenali tanda-tanda orang ingin bunuh diri dan cara mencegahnya. /Unsplash/Èva Blue

KARANGANYARNEWS-Lantaran stres tidak punya uang, banyak warga Malaysia bunuh diri.

Polisi Diraja Malaysia (PDRM) mencatat, sebanyak 468 kasus bunuh diri mulai Januari hingga Mei 2021 selama kebijakan pembatasan pergerakan atau Perintah Kawalan Pergerakan (PKP).

Selain tekanan batin dan keuangan akibat pembatasan sosial, kata Direktur Departemen Investigasi Kriminal Polisi Diraja Malaysia, Abd Jalil Hassan, faktor lain penyebab kasus pembunuhan itu adalah masalah keluarga.

Abd Jalil Hassan mengatakan, jika sampai pertengahan tahun 2021 ada 468 kasus bunuh diri, maka sebelumnya di 2019 terdapat 609 kasus bunuh diri, diikuti sebanyak 631 kasus pada 2020. Sehingga jika di rata-rata, setiap hari ada dua kasus bunuh diri dalam kurun waktu 2019 hingga pertengahan 2021.

Jika diklasifikasi, dari 2019 hingga Mei 2021 ada 1,427 wanita dan 281 laki-laki dilaporkan bunuh diri. Dan berdasarkan usia, sebanyak 872 orang yang bunuh diri berumur 15 hingga 18 tahun dan berusia 19 hingga 40 tahun sebanyak 668 orang.

"Cara mereka mengakhiri hidup, berdasar statistik, adalah gantung diri sebanyak 75.1 persen, terjun dari bangunan 13.6 persen dan minum racun 5.7 persen," kata dia seperti dikutip Antara.

Abd Jalil Hassan mengaku meminta semua pihak ikut memainkan peran penting untuk membendung masalah bunuh diri tersebut. Mereka yang mengalami masalah keuangan, kesehatan, tekanan batin, keluarga, kemurungan, dan sebagainya haruslah diberi bantuan serta dukungan keluarga dan rekan terdekat.

Editor: Langgeng Widodo


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah