Kemendikbud Tetapkan Tradisi Mondosiyo Sebagai Warisan Budaya Tak Benda

- 14 November 2021, 22:51 WIB
Kenduri dalam tradisi Mondosiyo. Masing-masing warga satu kampung membawa beragam makanan dan jajanan, setelah doa bersama dilanjut santap bersama di tengah lapangan
Kenduri dalam tradisi Mondosiyo. Masing-masing warga satu kampung membawa beragam makanan dan jajanan, setelah doa bersama dilanjut santap bersama di tengah lapangan /Kustawa Esye/

Namun demikian, karena proses pengajuannya terlambat dari ketentuan batas waktunya, barulah tahun 2019 dilakukan proses ulang pengajuan penetapan warisan budaya tak benda.

Alhasil, tahun 2020 upacara tradisi Wahyu Kliyu berhasil ditetapkan.  Dan tahun 2021 ini, upacara tradisi Mondosiyo juga mendapatkan surtifikat warisan budaya tak benda.

Baca Juga: Tangki di Kilang Cilacap Terbakar, Pertamina Evakuasi Warga Sekitar

Ditemui sevara terpisah, beberapa sesepuh dan tokoh masyarakat Dusun Pancot, Desa Blumbang, Kecamatan Tawangmangu menjelaskan,  Mondosiyo merupakan upacara tradeisi yang digelar tujuh bulan sekali, tepatnya setiap hari pasaran Selasa Kliwon, bertepatan Wuku Mondosiyo dalam perhitungan kalender tahun Jawa.

Upacara tradisi yang dimaksud sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa ini, dilaksanakan dengan serangkaian acara dan membutuhkan waktu persiapan cukup lama.

Mulai dari membuat tape ketan, air tapenya digunakan untuk siraman Watu Gilang, menyiapkan serangkaian sesaji dan membuat beragam makanan tradisional.

Baca Juga: Primbon Jawa: Minggu Wage, Inilah Kunci Pendongkrak Aliran Rejekimu

Puncaknya memperebutkan puluhan ekor ayam hidup yang dilepaskan, persembahan dari warga setempat yang mempunya nadzar. Selain berebut ayam, puncak upacara tradisi ini juga dimeriahkan atraksi seni budaya reog dan lainnya. ***   

Halaman:

Editor: Kustawa Esye


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah