KARANGANYARNEWS - Luluh lantak hati Raden Mas Said, markasnya di Mojoroto, dibumihanguskan prajurit Keraton Kartosuro dan pasukan kompeni Belanda, tak sedikitpun tersisa.
Mengetahui Raden Mas Said membangun pesanggrahan yang juga markas di Desa Mojoroto, Kecamatan Mojogedang, Raja Keraton Kartosuro, Susuhunan Paku Buwono II, sangat mengkawatirkan kelangsungan kekuasaannya.
Demi tahta kerajaannya, Susuhunan Paku Buwono II yang kian terjerat intrik politik kolonial Belanda, memenuhi saran Mayor Hohendorff petinggi VOC membumihanguskan markas Raden Mas Said di Mojoroto.
Baca Juga: Jejak Raden Mas Said (3):Inilah Kawah Candradimuka Alap-alap Samber Nyawa
Perhitungan logika matematik dalam strategi perang Raden Mas Said, memang sangat jitu. Mengetahui akan ada penyerangan dari Keraton Kartosuro dan VOC, demi strategi perang yang telah dirancang jauh sebelumnya, memilih menghindar bersama pengikutnya.
Begitu prajurit Keraton Kartosuro dan bala tentara VOC tiba di Mojoroto, markas Raden Mas Said sudah kosong. Sebagai pelampiasannya, seluruh bangunan menyerupai istana keratin tadi dibumihanguskan hingga tak tersisa bekasnya.
Dari Mojoroto, Mojogedang, Raden Mas Said beserta pengikutnya berniat ke lereng barat Gunung Lawu belahan selatan. Tepatnya menuju Dusun Segawe, kini masuk wilayah Kecamatan Jatiyoso, Kabupaten Karanganyar.
Baca Juga: Ini Dia 7 Kedai Kopi di Wonogiri Paling Hits dan Asyik
Dalam perjalanan gerilyanya Raden Mas Said bertemu seorang wanita tua di suatu pedukuhan. Di luar dugaannya, perempuan yang disebut-sebut bernama Nyi Ageng Karang tadi, adalah Raden Ayu Sulbiah istri Pangeran Diponagara.